Pelatihan Pengelolaan TPA Demi Tingkatkan Kualitas Santri Jelang Pengabdian Ramadhan 1445 H

Yogyakarta- Pada Kamis (07/03) Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan mengadakan kegiatan Pelatihan Pengelolaan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Kegiatan ini dilaksanakan pada pukul 20.00 WIB dan berlokasi di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan. Kagiatan diikuti oleh seluruh santriwan dan santriwati Persada tanpa terkecuali. Persada kembali mengundang Ustadz Iwan Rustiawan,S.Sos.I, M.Pd., atau biasa disebut Kak Iwan,  seorang Pelatih LPTQ Nasional “AMM” Yogyakarta dan juga Dosen AIK UAD untuk mengupas tuntas materi seputar  strategi dalam pengajaran al-Qur’an TKA-TPA.

Dengan penyampaian materi yang penuh semangat, Kak Iwan mengajak seluruh santri untuk bernyanyi, tepuk anak shaleh bersama, dan membawa suasana seolah sedang dalam proses pembelajaran di TPA secara langsung. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam pengajaran TPA adalah proses pembelajaran, anak-anak dapat belajar secara optimal. Pembelajaran optimal dapat terwujud jika seorang pendidik dapat menerapkan beberapa cara berikut, di antaranya adalah; Pertama, mengawali setiap proses pembelajaran dengan senyuman yang khas. Kedua, tetap antusias, buat suasana pembelajaran hidup salah satunya dengan membuat yel-yel atau game. Ketiga, Menyenangkan, seorang pengajar harus membawakanmateri denngan cara yang menyenangkan dan tidak monoton. Keempat, kenali siswa, seorang pengajar yang baik haruslah mengenal latar belakang IQ dan juga karakter siswa. Dari cara tersebut dapat terwujud jika seorang pengajar menguasai materi ajar dengan baik.

Dalam paradigma sebuah pembelajaran tradisional dikenal lebih kaku, muram/serius, lebih mementingkan sarana, dalam menyelesaikan suatu persoalan hanya dengan satu jalan, ketatnya persaingan, pentingkan materi, dst. Namun, alangkah baiknya dalam suatu proses pembelajaran saat ini tidak lagi berpatokan pada paradigma tersebut, namun dapat lebih luwes, menggembirakan, memperbanyak solusi/jalan penyelesaian, mementingkan tujuan, dan saling bekerjasama. Kak Iwan menambahkan bahwa wajib bagi seorang pengajar TKA/TPA memahami filosofi “Taman”, bahwa taman adalah tempat yang menyenangkan, menenangkan, indah, dst. Prinsip berdirinya TPA adalah “SINAR”. Yang bermakna bahwa seorang pengajar TPA adalah seorang pembawa cahaya minazh-Zhulumāti ilan-Nûr. Namun makna “Sinar” disini merupakan singkatan dari Senang, Indah, Nyaman, Aman, dan Rapi, yang merupakan representasi dari filosofi taman di atas.

Terdapat tiga kiat mudah dalam mengajarkan al-Quran yang disampaikan Kak Iwan, yaitu:

  1. Ciptakan “kondisi” yang benar, kondisi ini dapat terwujud jika seorang pengajar senantiasa membersihkan hati dengan cara menata hati, kemudian menciptkan suasana positif di antara guru dan murid, terakhir adalah menentukan hasil dan sasaran ajar.
  2. Presentasi yang optimal, dengan cara: gunakan konser musik (mengaplikasikan irama lagu Rost, Nahawand, Hijaz, dst.), gunakan semua gaya belajar, semua ragam kecerdasan dan panca indera, gunakan seluruh dunia sebagai ruang kelas (belajar tidak harus di kelas), Ekspresikan (guru memberikan contoh dengan semangat dan penuh ekspresi), dan yang terakhir adalah mempraktekkan (ubah murid menjadi guru)
  3. Tinjau, Evaluasi, dan Rayakan, dengan cara meninjau ulang hasil belajar anak setiap dua pekan, mengevaluasi hasil belajar pada tengah dan akhir pembelajaran, serta senantiasa memberikan motivasi dengan merayakan keberhasilan kenaikan jilid.

Setelah seluruh materi disampaikan secara keseluruhan, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pelatihan ini diikuti secara antusias oleh seluruh santri, hal ini dibuktikan dengan banyaknya santri yang bertanya, baik santriwan maupun santriwati. Diakhir kegiatan Kak Iwan berpesan “Jadikan TPA ini sebagai tempat pengembangan diri, untuk menambah amal-amal shaleh kita, karena di TPA itu banyak potensi -potensi yang dapat di ambil, karena di TPA tidak terlepas dari yang Namanya al-Quran. Bahkan kata Rasulullah, makhluk-makhluk langit ketika ada orang-orang yang berinteraksi dengan al-Quran, mendengarkannya, bahkan mengajarkannya itu seperti bintang-bintang yang bercahaya. Maka, jangan tinggalkan al-Quran, bahkan ketika saat di asrama jangan lupa untuk membaca, InsyaaAllaah dengan al-quran hidup kita akan sukses.”. Semoga materi yang telah disampaikan dapat menjadi bekal bagi seluruh santri dalam pelaksanaan kegiatan Pengabdian Masyarakat Ramadhan mendatang di TPA -TPA binaan Persada. Aamiin.. ( R )