MERAIH BERKAHNYA RAMADHAN

Oleh : Abdullah Azka Ali

 

Allah Swt. berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 183 yang in syaa Allah kita sudah hafal,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Bulan Ramadhan merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di dunia. Setiap orang beriman tatkala mendengar kata “Akan datang bulan Ramadhan” maka semestinya hal itu mengisyaratkan bahwa sebentar lagi akan ada pengampunan dari Allah swt. Rasulullah saw bersabda dalam riwayat al-Bukhari

من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Adanya jaminan pengampunan dari Allah bukan berarti hanya sekedar puasa belaka, akan tetapi apa dampak yang didapat tatkala kita sudah melaksanakan puasa? Bagaimana cara agar kita menjadikan Ramadhan kita kali ini menjadi Ramadhan yang bermakna? Karena sejatinya puasa merupakan amalan yang paling mudah diterima oleh Allah swt dan bahkan Allah sendiri yang langsung membalasnya. Orang yang haji bisa berangkat karena gengsi, orang yang salat bisa dibaguskan suaranya karena ada manusia, orang bisa banyak bersedekah karena ingin dipamerkan sedangkan puasa merupakan ibadah yang hanya antara dirinya dengan Allah swt. Akan tetapi pahala yang begitu berlimpah sebanding dengan tantangan yang ada. Mengapa demikian? Karena nanti akan ada orang yang berpuasa tetapi puasanya sia-sia.

كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش

Betapa banyak orang yang berpuasa tetapi tidak mendapat apapun kecuali lapar dan haus. Mengapa demikian? Karena puasanya tidak membentuknya menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Yaitu tidak لعلكم تتقون   tidak menambah ketakwaan pada dirinya.

Menggapai berkahnya bulan ramadhan setidaknya dengan memahami bahwa bulan Ramadhan merupakan “bulan pendidikan” bagi umat Islam. Terdapat empat nilai pendidikan yang kita dapatkan di bulan Ramadhan ini. Pertama, membangun ketaatan kepada Allah swt dan Rasul-Nya. Dalam rangka menyempurnakan nikmat dan karunia Allah swt, Ia mewajibkan kepada kita untuk berpuasa. Rasulullah saw bersabda:

إذا دخل رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب جهنم وسلسلة الشياطين

Artinya: “Apabila tiba bilan Ramadhan, maka dibukakan lah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, serta setan-setan dibelenggu.”

 

Maka berbahagialah dan sambutlah bulan ini dengan kebahagiaan dan suka cita. Amat disayangkan betapa banyak bagi mereka yang sudah diberikan kesempatan untuk hadir di bulan yang mulia ini akan tetapi ia malah mengisi dan menceburkan dirinya ke dalam kemaksiatan. Padahal jalan-jalan menuju surga telah terbuka luas untuk dirinya. Maka dari itu apabila kita tidak memanfaatkan bulan ini untuk bisa lebih meningkatkan ibadah kita, bacaan al-Qur’an kita, lantas butuh berapa Ramadhan lagi yang mesti Allah berikan agar kita bertakwa kepada Allah swt.

Kedua, hadirnya Ramadhan melatih kita untuk berakhlak yang mulia. Rasulullah saw. diutus kepada umat manusia memiliki tujuan khusus. Kehadirannya yang paling penting yaitu untuk memperbaiki akhlak umat manusia yang sudah banyak jauh dari ajaran Allah swt.

إنما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق

Puasa tidak hanya menahan lapar dan dahaga, akan tetapi menjaga lisan, mata, telinga, kaki, pikiran, dan hati dari perilaku yang tercela. Puasa juga mendidik kita untuk saleh secara individu dan saleh secara sosial sekaligus. Ramadhan adalah arena menuju insan Rabbani yaitu manusia yang dalam kehidupan sehari-harinya mampu menghadirkan kesadaran akan adanya Allah yang selalu bersamanya.

إن المؤمن ليدرك بحسن خلقه درجة الصائم القائم

Artinya: “sesungguhnya seorang mukmin bisa meraih derajat orang yang rajin berpuasa dan salat dengan sebab akhlaknya yang luhur

Ketiga, merasakan bagaimana rasanya lapar seperti orang-orang miskin. Setiap harinya kita selalu diberikan nikmat yang Allah berikan, akan tetapi banyak pula kita lupa akan nikmat yang Allah swt berikan kepada kita, padahal Allah swt. sudah banyak menyinggung tentang di manakah letak syukurnya seorang hamba yang tercantum dalam surat ar-Rahman

فبأي آلآء ربكما تكذبان

Maka Ramadhan mengajarkan kepada kita bagaimana orang-orang di luar sana yang kekurangan makanan, bagaimana nasib seorang yang hidup dalam garis kemiskinan. Seorang syaikh pernah menangis ketika ditanya oleh jamaah “wahai syekh, apakah kami berdosa kepada Allah karena kami berpuasa sedangkan kami tidak bisa sahur dan tidak memiliki makanan untuk berbuka?”

Rasa sakit, lapar dan dahaga yang diniatkan karena Allah sungguh semua itu akan bernilai ibadah dihadapan Allah swt. Maka berbahagialah jamaah sekalian, karena nabi sudah menjanjikan akan dua kebahagiaan bagi orang yang akan berbuka puasa yaitu kebahagiaan akan pahala yang ia dapatkan ketika di akhirat dan kebahagiaan ketika ia bisa berbuka puasa menghilangkan rasa lapar. Nikmat sehat akan terasa ketika kita sakit, nikmat muda dirasakan ketika kita sudah menginjak tua, nikmat waktu luang akan terasa luas ketika kita memiliki banyak persoalan, dan begitu pula nikmatnya rezeki Allah akan terasa ketika kita ikut merasakan nasib orang-orang yang kelaparan dan serta orang-orang yang belum bisa menikmati makanan yang cukup.

Keempat, puasa itu sebagai melatih berbagi dengan adanya zakat fitrah dan spirit bersedekah. Banyak yang mengira bahwa kebahagiaan tertinggi itu ketika bisa mendapatkan sesuatu. Padahal yang lebih tinggi adalah mereka yang bisa memberi kepada yang membutuhkan. Rasulullah saw. berabda dalam hadis yang populer bahwa tangan yang di atas lebih baik daripada tangan yang di bawah.

Setiap amalan yang dilakukan di bulan yang mulia akan memiliki nilai yang lebih dibanding dengan amalan yang dilakukan di bulan lain. Sehingga Ramadhan ini menjadi peluang emas bagi kita untuk memperbanyak bersedekah, karena ada pelipatgandaan pahala yang Allah berikan kepada kita. Terlebih lagi ada lailatul qadr yang merupakan waktu di mana setiap amalan akan dihitung seperti ia melakukan selama seribu bulan yang kalau kita konversikan menjadi 83 tahun 4 bulan. Kita lakukan salat tarawih saja di waktu ini maka satu rakat yang kita lakukan akan setara dengan kita melakukannya selama 83 tahun 4 bulan tersebut, hal yang sama ketika kita bersedekah meskipun hanya air putih maka hal itu akan memiliki pahala yang serupa dengan 83 tahun 4 bulan. Maa syaa Allah, begitu murahnya Allah kepada kita yang memberikan kita banyak momen-momen yang seharusnya dimanfaatkan dengan maksimal tetapi banyak pula yang terlena atas waktu yang diberikanNya.

Kesimpulannya, mari kita bangkitkan kembali semangat bulan Ramadhan. Jadikan Ramadhan sebagai momen untuk kita berlatih meningkatkan ketaatan dan amal saleh agar terwujudnya لعلكم تتقون yaitu adanya pengakuan oleh Allah bahwa kita merupakan hamba yang senantiasa bertakwa kepada Allah swt. Mari buka buku-buku tentang faedah Ramadhan, kemuliaan Ramadhan, dan hal apa saja yang mesti kita lakukan di dalamnya sehingga kita bisa memaksimalkan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya.