AKHLAK BERKELUARGA DALAM BULAN RAMADHAN

 Oleh: Nuraida Maulidia Safira

 

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Q.S At-Tahrim :6).

Sahabat PERSADA… ayat di atas mengenai perintah untuk mengajak keluarga kita ber-amar ma’ruf nahi munkar. Jika dikaji dari tafsir Ibnu Katsir bahwa yang dimaksud ayat 6 pada surat at-tahrim ini adalah “beritahukanlah adab dan ajarilah keluargamu”.

Pendidikan agama sejak dini itu hendaklah sudah ada di rumah, didikan tersebut bukan menunggu dari pengajaran sekolah atau di TPA/TPQ, namun sejak dirumah. Orang tua sepatutnya sudah mendidik anak tentang akidah dan cara beribadah yang benar serta mempersiapkan akhlak anak sebelum anak mengenal dunia luar.

Muhammadiyah dalam PHIWM (Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah) memberikan solusi yang solutif untuk kehidupan berkeluarga sehingga bisa mencapai keluarga yang sakinah berdasarkan al-Qur’an dan Hadits

Harus paham tentang kedudukan keluarga

Keluarga adalah Tempat sosialisasi kehidupan Islami dalam mewujudkan keluarga sakinah tertuang dalam QS. At-Taghabun: 14-15, berikut yang artinya:

Hai orang – orang yang beriman, sesungguhnya diantara istri – istrimu dan anak –anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati–hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan sesungguhnya hartamu dan anak–anakmu hanyalah cobaan (bagimu), di sisi Allah-lah pahala yang besar.

Membentuk Gerakan Jamaah dan Dakwah Jama’ah

Pembentukan gerakan jamaah dan dakwah jama’ah menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar – benarnya.  Momentum Ramadhan ini sangat pas untuk memulai membiasakan gerakan jamaah dan dakwah jamaah yaitu dengan pembiasaan:

  1. Membaca Al-Qur’an. pembiasaan ini bisa dengan melakukan tadarus bersama keluarga.
  2. Melakukan Shalat secara berjamaah sebagaimana dalam Q.S At-Thohaa:132 “Dan diperintahkanlah kepada keluargamu mendirikan sholat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rizki kepadamu, Kamilah yang memberi rizki kepadamu, dan akibat ( yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa”.

Tentunya masih banyak yang bisa dilakukan untuk membangun habit yang baik pada saat bulan Ramadhan dan ini akan membentuk akhlak yang baik diantara anggota keluarga.

fungsi keluarga merupakan Lahan kaderisasi dan keteladanan sebagaimana yang disebutkan di (QS. An-Nisa: 9) yang artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah SWT orang – orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak – anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah SWT dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Ada empat aspek yang ditempa Ramadhan untuk menguatkan sebuah keluarga:

  1. Aspek fisik (jasadiyah). Keberkahan puasa sudah terasa sejak sahur. Seorang ibu dengan tulus menyiapkan santapan halal dan bergizi, lalu mengajak suami, anak-anak, dan orang tuanya untuk sahur bersama. kehangatan ini akan dirasakan oleh anak-anak sehingga juga akan berpengaruh kepada psikologis mereka.
  2. Aspek sosial (ijtima’iyah). Ramadhan membangun kebersamaan dalam keluarga. Seorang ayah atau ibu yang bekerja berupaya pulang lebih cepat ke rumah agar bisa berkumpul dengan keluarga. hal ini juga mengajari anggota keluarga bahwa kebersamaan dengan orang lain adalah hal yang sangat penting.
  3. Aspek intelektual (`ilmiyyah). Ramadhan pun dapat membangun iklim keilmuan dalam keluarga.Orang tua menjadikan bulan suci ini sebagai momen belajar bersama, membaca buku keislaman, dan mengupas satu-dua ayat suci atau hadits. Sesekali shalat Tarawih berjamaah di rumah dan dilanjutkan taklim (diskusi). hal ini menjadikan pendidikan sebagai upaya menguatkan keluarga.
  4. Aspek spiritual (ruhaniyah). Dimensi inilah yang paling utama, yakni Ramadhan menanamkan kepatuhan dan kecintaan kepada Allah SWT. Seorang anak mau berpuasa, pertanda nilai keimanan sudah mulai tersemai di hatinya. Meski ia sangat lapar dan haus, tetap saja tidak mau berbuka meskipun tidak seorang pun melihatnya. jika anak sudah memiliki kepatuhan spiritual terhadap perintah Allah, maka keluarga sudah bisa dibilang berhasil di tahap pertama yaitu tauhid.

Demikian yang bisa kami sampaikan bahwa Ramadhan selalu mengajarkan kita banyak hal tentang pendidikan kesabaran dalam menahan hawa nafsu dan sebagainya. Mari jadikan momentum ramadhan ini sebagai momentum untuk merekatkan kembali ukhuwah kita antaranya kepada keluarga. Semoga bisa bermanfaat