Baitul Arqam – Muhammadiyah Cadre Leadership Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan

Memasuki semester baru, Pesantren Mahasiswa K.H. Ahmad Dahlan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (PERSADA) bekerja sama dengan Pesantren Mahasiswa K.H. Mas Mansur Universitas Muhammadiyah Surakarta mengadakan acara Muhammadiyah Cadre Leadership Training yang diselenggarakan secara daring via zoom dan disiarkan langsung di YouTube Persada UAD TV. Acara dimulai pada tanggal 8 Maret 2021 dan ditutup pada tanggal 12 Maret 2021. Peserta yang ikut dalam acara ini adalah seluruh mahasantri, baik dari Pesantren Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (PERSADA) maupun Pesantren Mahasiswa K.H. Mas Mansur Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kegiatan ini diselenggarakan sebagai upaya pembekalan kepada para mahasantri sekaligus kader Muhammadiyah yang bersekolah di instansi pendidikan Muhammadiyah yang akan memegang estafeta kepemimpinan organisasi di masa selanjutnya. Dalam sambutannya, Mudir Pesantren Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (PERSADA), Ustadz H. Thonthowi, S.Ag., M.Hum., berharap asrama yang ada di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dapat menjadi tempat pusat pengkaderan bagi mahasiswa dengan keunggulan bukan hanya di bidang akademik namun juga bahasa asing dan akhalakul kariimah sebagai ciri utama mahasiswa alumni asrama.

Materi pertama dalam agenda Muhammadiyah Cadre Leadership Training dibuka oleh Ustadz dr. H. Agus Taufiqurrahman, Sp.S., M.Kes. yang menjelaskan mengenai “Profil Kader Muhammadiyah” pada hari Senin, 8 Maret 2021. Hari kedua diisi oleh Ustadz Dr. Muhammad Samsudin dengan materi “Asrama Sebagai Pusat Pendidikan Kader”. Materi selanjutnya adalah tentang “Kepemimpinan dalam Islam” yang dijelaskan oleh Ustadz Drs. K.H. Anhar Anshori, M.S.I., Ph.D. Serta pada hari terakhir, Jum’at 12 April 2021 diisi oleh Ustadz Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H. dengan materi “Menjadi Santri yang Mahasiswa dan Mahasiswa yang Santri”.

Meskipun dalam keadaan daring, antusiasme peserta sangat terasa dengan adanya berbagai pertanyaan di setiap materi yang disampaikan. Berbagai model penyampaian materi yang digunakan oleh para narasumber menjadi daya tarik tersendiri bagi para mahasantri sehingga kegiatan yang diikuti terkesan tidak membosankan. (Ifah)