BENARKAH SYAITHAN DIBELENGGU SAAT RAMADHAN?

Oleh Mimi Melanie Putri

 

Segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabatnya yang setia.

Hari ini, mari kita kembali merenungi keistimewaan bulan Ramadan, bulan yang penuh berkah dan keutamaan. Salah satu hal yang sering diperbincangkan oleh umat Islam adalah mengenai dibelenggunya syaitan selama bulan Ramadan, namun masih dijumpai perbuatan jahat yang dilakukan oleh sebagian orang.

Allah SWT berfirman,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

“Bulan Ramadhan ialah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu; dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu; dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya, dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan-Nya kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Ramadan adalah bulan di mana Al-Qur’an diturunkan sebagaimana tersebut dalam QS. Al-Baqarah: 185. Oleh karena itu, umat Islam juga diwajibkan untuk berpuasa selama bulan ini. Dengan berpuasa, maka orang akan memiliki kontrol diri sehingga tidak melakukan perbuatan-perbuatan jahat, sebab orang yang berbuat kejahatan dapat menimbulkan batalnya ibadah puasa yang dikerjakan, ataupun gugurnya pahala puasa tersebut.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ

“Apabila bulan Ramadan datang, pintu-pintu langit terbuka, pintu-pintu neraka tertutup, dan setan-setan dibelenggu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis ini, kita memahami bahwa pada bulan Ramadan, Allah membuka pintu-pintu rahmat-Nya, menutup pintu-pintu siksa-Nya, dan mengikat setan-setan agar mereka tidak dapat menggoda dan mempengaruhi umat manusia sebagaimana biasanya.

Namun, penting untuk dicatat bahwa istilah “setan dibelenggu” memiliki dua makna: makna bahasa dan makna istilah. Secara bahasa, ini berarti bahwa setan benar-benar dibelenggu selama bulan Ramadan, sesuai dengan literalnya. Sementara itu, secara istilah, maknanya lebih dalam. Selama bulan Ramadan, orang-orang berusaha untuk meningkatkan ibadah dan kesalehan mereka, sehingga setan sulit untuk menggoda manusia. Masyarakat umat Islam lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan amal ibadah, menjauhi dosa, dan mendekatkan diri kepada Allah.

Maka, ketika kita berbicara bahwa setan dibelenggu, bukan hanya dalam arti fisik bahwa mereka benar-benar diikat, tetapi juga dalam arti bahwa pengaruh dan godaan setan menjadi lebih minim karena kesadaran umat Islam yang tinggi selama bulan Ramadan.

Dengan demikian, kebenaran bahwa syaitan dibelenggu selama bulan Ramadan didukung oleh dalil yang kuat berdasarkan hadis di atas. Ini adalah waktu yang istimewa bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah, meningkatkan ibadah, dan menjauhi godaan setan. Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.