PERSADA UAD IKUT MENYEMARAKKAN EVENT MAJELIS TABLIGH PP MUHAMMADIYAH, DUA PENGURUS JADI WAKIL KETUA ANGKATAN

Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam hal dakwah digital, Muhammadiyah masih tertinggal jauh dibanding ormas lainnya, salah satunya ialah Nahdlatul ‘Ulama’. Persoalan ini tentu merupakan suatu hal yang miris, mengingat Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi masyarakat Islam yang menggaungkan narasi Islam berkemajuan.

Oleh karena itu, majelis Muhammadiyah yang membidangi persoalan dakwah, yaitu Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui Bidang Sistem Informasi Dakwah dan Digitalisasi Tabligh menyelenggarakan satu acara yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dakwah digital Muhammadiyah. Acara yang bertajuk Pelatihan Produksi Konten Dakwah Digital Muhammadiyah yang diselenggarakan pada hari Jum’at – Ahad, 1 – 3 Desember 2023 di Hotel Lynn Yogyakarta.

Pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta lebih yang berasal dari pimpinan wilayah Majelis Tabligh Muhammadiyah di seluruh provinsi dan beberapa kader muda dari beberapa lembaga juga turut diundang untuk terlibat dalam pelatihan tersebut, di antaranya pengurus Persada UAD, thalabah/thalibat PUTM PP Muhammadiyah, dan mahasantri Pesantren Hajjah Nuriyah Shabran.

Pada hari pertama, terdapat dua materi yang disampaikan oleh narasumber yang kompatibel dalam bidangnya masing-masing. Materi pertama disampaikan oleh Ismail Fahmi, Ph.D, founder Drone Emprit, yang membahas tentang Pemanfaatan Media Sosial untuk Kegiatan Tabligh Muhammadiyah. Ismail Fahmi membedah data ketertinggalan dakwah Muhammadiyah dibanding dengan ormas lain maupun tokoh pendakwah lain, seperti Gus Baha, Gus Iqdam hingga Habib Ja’far. Salah satu poin ketertinggalan dakwah Muhammadiyah menurut Ismail Fahmi, ialah konten dakwah Muhammadiyah yang cenderung tidak bersahabat dengan dunia millennial saat ini. Selain itu Ismail Fahmi juga memberikan solusi bahwa dakwah digital harus menyesuaikan perkembangan zaman.“Dakwah Muhammadiyah itu harus gaul. Karena itulah dunia anak muda atau dunia kaum millennial saat ini.” Ujar Ismail Fahmi.

Materi kedua disampaikan oleh Dr. Fajar Junaedi, S.Sos.,M.Si., seorang influencer dan dosen Ilmu Komunikasi UMY. Fajar Junaedi menyampaikan tentang pentingnya pengelolaan personal branding di media sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemetaan aset digital, pemetaan segmentasi dan target audiens serta membangun positioning. “Dakwah melalui platform media sosial mempunyai daya tarik tersendiri bagi kalangan millenial dan generasi Z yang memang hidup dalam dunia digital dan hampir setiap hari menggunakan platform digital. Keberadaan berbagai platform media sosial seperti Facebook, WhatsApp, Instagram, TikTok, Twitter, dan Threads memungkinkan para muballigh dakwah Muhammadiyah untuk berinteraksi secara langsung dengan audiens.” Ungkap Fajar Junaedi.

Pelatihan ini menjadi semakin menarik dengan adanya praktik secara langsung, yaitu pembuatan konten dakwah yang dipimpin oleh beberapa fasilitator dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, seperti Muhammad Najih Farihanto, S.I.Kom.,M.A., Adi Safitra, S.I.Kom., dan Aditya Aziz, S.I.Kom.

Najih Farihanto selaku panitia acara pelatihan juga menyampaikan bahwa usai pelatihan ini, peserta diharapkan mampu memproduksi berbagai konten dakwah digital di berbagai platform media digital yang sesuai dengan target audiens serta aktif berkolaborasi dengan Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dalam pelatihan tersebut juga dipilih tiga orang dari peserta yang akan menjadi komando dakwah digital pada pelatihan batch pertama ini. Satu orang yang menjadi jenderal yaitu Afghan Azka Falah (PWM DIY), serta dua orang yang menjadi wakil yaitu Muhammad Ziya Ul Albab (PERSADA UAD) dan Yuyun Qurrota A’yun (PERSADA UAD). “Ayo bikin konten sambal dakwah, karena dakwah tidak harus dengan ceramah”, ungkap Ziya Ul Albab, salah satu komando dakwah digital dan juga pengurus PERSADA UAD. (AM)