NASEHAT MENJELANG UJIAN

Sebentar lagi, kita akan menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS). Di PERSADA, ketika tiba masa-masa Ujian, maka kegiatan rutin seperti perkuliahan, ekstrakurikuler seperti tilawah, tapak suci, hingga muhadoroh, juga diliburkan. Kuliah malam di PERSADA diganti belajar bersama, boleh di mushalla, di hall, di taman, atau di Masjid Islamic Center. Namun ada beberapa yang tetap berjalan, antara lain tadarus dan salat berjamaah di Masjid.

Shalat Berjamaah dan Al-Qur’an amat sangat diperhatikan di PERSADA. Dua hal tersebut tidak boleh dianggap remeh, bahkan Mudir tidak bosan bosannya, setiap kali Rapat Rutin bersama Pengurus selalu mengingatkan dan menekankan agar setiap Pendamping Harus memastikan santri bimbingannya sudah shalat atau belum. Juga tidak absen setiap pagi mengirimkan jadwal shalat menjelang Subuh di Grup Pengurus.

Santri lulus PERSADA mampu membaca Al-Quran dengan baik serta hafal 1 juz (juz ‘amma) serta 42 hadis akhlak adalah di antara target pembinaan selama satu tahun di asrama. Sangking bulatnya azzam memastikan ibadah santri tertib, setiap pengurus hampir tiap malam menjelang istirahat menginput presensi pembiasaan ibadah dan akhlak harian di Sistem Informasi Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan, disingkat SIPRES. Selain kolom input presensi, di dalamnya juga terdapat data master santri dari tahun ke tahun, nilai akademik, nilai TBQ, catatan ibadah, prestasi santri, dan masih banyak lainnya. Wes to, yang jelas canggih dan keren.

Kembali ke kebiasaan menjelang Ujian. Biasanya ada taujihat, ada nasehat yang diberikan Mudir dan beberapa Pengurus kepada para santri. Kalau nasehat Mudir sendiri yang ditekankan kepada santri, antara lain agar mereka diharapkan memiliki karakter 2A 2M, yakni ‘Alim juga ‘Amil, juga Mukhlis juga Muhsin. Kurang lebih maknanya, bukan saja ahli di bidang keilmuan tertentu sesuai jurusannya masing-masing (‘alim), tapi juga siap mengamalkan ilmunya (‘amil). Selain itu, berjiwa ikhlas dalam mengamalkan setiap kegiatan maupun amal shalih (mukhlis), serta melakukannya dengan sebaik-baiknya penuh kesadaran. Bukan karena dilihat pengurus, bukan karena ingin dinilai bagus, namun semata-mata karena mengharap Ridha Allah Swt. semata (muhsin).

Adapun, nasehat lainnya yang pernah juga disampaikan oleh pengurus lain antara lain demikian,

  1. Hendaklah para santri bertakwa kepada Allah dalam segala hal, beberapa upayanya ditempuh dengan memperhatikan Ibadah: Shalat Berjamaah, Doa, Tilawah Al-Qur’an, membiasakan jujur dan Dzikir. Semua itu adalah kunci.
  2. Dalam menghadapi ujian, seimbangkanlah antara usaha dan tawakkal. Belajar juga berdoa, berdoa juga semangat belajar. Karena tidak ada hasil yang baik melainkan taufiq dari Allah SWT.
  3. Sejatinya tujuan menuntut ilmu berkisar beberapa hal; mengangkat kejahilan dari diri sendiri dan orang lain, menjaga agama, juga mengajak ke jalan Allah. Apapun latar belakang jurusan dalam kuliah, jangan lupakan hal tersebut.
  4. Sebaik-baik tempat untuk belajar adalah masjid, mushalla. Maka utamakan memilih tempat yang paling nyaman untuk fisik maupun ruhani dalam mengulang pelajaran.
  5. Mintalah doa dan ridha atau restu orangtua juga para guru (dosen/ asatidzah).
  6. Luruskan niat, pusatkan kembali tujuan dan cita-cita. Hakikatnya, motivasi yang besar itu bukanlah dari luar, tapi dari dalam, yakni diri sendiri itulah.
  7. Hendaklah menjaga kesehatan selama Ujuan. Kegiatan bersama seperti senam (tentu putra/i dipisah), bulutangkis, tenis meja, futsal, dsb. Dibolehkan, bahkan dianjurkan. Asal, ingat waktu.
  8. Tidak perlu terlalu tegang dalam menghadapi ujian. Pastikan jadwal ujian sebelumnya, jangan sampai tertinggal informasi. Sehingga terburu-buru masuk ruang ujian atau salah jadwal dan ruang ujian.
  9. Periksa kembali jawaban dengan seksama, berikan jawaban terbaik. Manakala ujian berbentuk essay, maka jawablah dengan tulisan paling indah, dengan analisis mendalam sesuai kemampuan masing-masing.
  10. Biasanya masa-masa ujian membuat agenda harian semakin longgar. Maka jangan terkecoh, sejatinya waktu yang longgar juga merupakan ujian bagi kita. Akankah mampu mengisinya dengan yang bermanfaat atau justru terbuang sia-sia, hingga saatnya jadwal sudah kembali seperti semula, namun malasnya masih ada.

 

Ingat ingatlah beberapa doa yang pernah dibaca Mudir dan pengurus, tentu diawali dengan pujian kepada Allah Swt dan salawat kepada Nabi-Nya. Dengan menengadahkan kedua tangan, penuh ketundukan dan pengharapan,

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلاَّ مَا جَعَلْتَهُ سَهْلاً وَأَنْتَ تَجْعَلُ الحَزْنَ إِذَا شِئْتَ سَهْلاً

اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلِّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْمًا

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

اللَّهُمَّ ﺇِﻧِّﻲ ﺃَﻋُﻮﺫُ ﺑِﻚَ ﻣِﻦْ ﻋِﻠْﻢٍ ﻟَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻊُ، ﻭَﻣِﻦْ ﻗَﻠْﺐٍ ﻟَﺎ ﻳَﺨْﺸَﻊُ، ﻭَﻣِﻦْ ﻧَﻔْﺲٍ ﻟَﺎ ﺗَﺸْﺒَﻊُ، ﻭَﻣِﻦْ ﺩَﻋْﻮَﺓٍ ﻟَﺎ ﻳُﺴْﺘَﺠَﺎﺏُ ﻟَﻬَﺎ

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

 

Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali yang Engkau buat mudah. Dan Engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Engkau kehendaki pasti akan menjadi mudah.

Ya Allah, berilah manfaat terhadap apa yang telah Engkau ajarkan padaku. Ajarkan kepadaku sesuatu yang bermanfaat bagiku dan tambahkanlah kepadaku ilmu.

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak manfaat, hati yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak pernah merasa puas, dan doa yang tidak diijabahi.

Ya Allah, tunjukkan padaku kebenaran sebagai kebenaran dan kuatkanlah aku untuk mengikutinya, serta tunjukkan padaku kesalahan sebagai kesalahan dan kuatkan pula untuk menyingkirkannya.

*Diyan