Tadabbur Surat Al-Ma’un untuk Menghindari Kelalaian dalam Menolong Sesama
Pada hari Ahad, 09 Maret 2025 M bertempat di Masjid Islamic Center UAD telah dilaksanakan Kajian Shubuh dengan tema “Tadabbur Qs. al-Ma’un” yang disampaikan oleh Ustadz Atqon Zhillan Al Hasib. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diadakan selama bulan Ramadhan sebagai bentuk untuk meningkatkan pemahaman terkhusus tentang tafsir ayat-ayat Al-Qur’an.
Pada Kajian Shubuh kali ini, beliau menyampaikan bahwa menurut para Jumhur Ulama, Qs. al-Ma’un termasuk golongan surat Makkiyah (surat yang diturunkan di kota Makkah). Adapun asbabun nuzul dari Qs. al-Ma’un dilatarbelakangi oleh peristiwa Abu Sufyan yang pada saat itu menyembelih dua ekor unta. Kemudian Abu Sufyan didatangi oleh seorang anak yatim, akan tetapi alih-alih memberikan daging unta, justru Abu Sufyan malah menghardik anak yatim tersebut, sehingga turunlah Qs. al-Ma’un. Terdapat nama lain dari Qs. al-Ma’un yakni, Surat ad-Diin dan Surat Araaita yang merupakan penggalan lafadz pertama dari Qs. al-Ma’un.
Beliau juga menyampaikan bahwa terdapat salah satu ayat yang menarik perhatian dalam Qs. al-Ma’un ini yakni terdapat dalam ayat empat yang memiliki arti “maka celakalah orang yang shalat”. Beliau mengibaratkan orang yang shalat saja bisa celaka, bagaimana dengan orang yang tidak shalat yang penjelasannya dijawab oleh ayat selanjutnya. Dalam ayat selanjutnya terdapat lafadz sahun yang memiliki beberapa pengertian, antara lain: riya’ (melakukan ibadah bukan karena Allah Swt, tapi ingin dilihat oleh orang lain), lalai (melambat-lambatkan shalat tidak tepat pada waktunya), dan orang yang tidak khusyuk dalam shalatnya (melaksanakan ibadah, namun hatinya tidak mengingat Allah Swt).
Diakhir kajian beliau menyampaikan bahwa makna kandungan dari Qs. al-Ma’un terdapat beberapa poin yang dapat diambil pelajaran, antara lain:
- Mengingtkan kepada kita bahwa dalam setiap harta yang kita miliki terdapat hak bagi anak-anak yatim maupun orang miskin.
- Mengingatkan kepada kita bahwa substansi agama itu salah satunya adalah peduli terhadap orang-orang yang lemah.
- Mengingatkan kepada kita bahwa shalat yang kita kerjakan selama lima waktu dalam setiap harinya tidak menjadi ibadah yang sia-sia yang tidak memiliki nilai apapun di sisi Allah Swt.
Semoga dengan diadakannya kajian shubuh ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman sekaligus awal bagi para jamaah untuk terus bersemangat dalam mentadaburi ayat-ayat al-Qur’an.
Demikian berita acara ini dibuat sebagai bukti telah terlaksananya Kajian Shubuh dengan baik. Semoga Allah Swt. senantiasa meridhai setiap langkah kita dan segala hal yang dilakukan dinilai ibadah disisi Allah Swt.(trisna)