Class Photograpy bersama Rektor Universitas Ahmad Dahlan

Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (PERSADA) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta berkesempatan melaksanakan kegiatan Photography Class bersama rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Dr. Muchlas, M.T. pada Minggu pagi di The Lost World Castle, Kaliurang (24/10).

Sebelum mulai penyampaian materi, Dr. Muchlas menyapa para santri dengan menanyakan kegiatan apa saja yang dilakukan di asrama selain menghafal Al-Qur’an.
Kemudian rektor meminta para santri untuk mengambil gambar lalu mengeceknya satu persatu.

Materi yang disampaikan meliputi pengantar fotografi, cara menggunakan kamera Single Lens Reflex (SLR) dengan mode semi otomatis, misalnya mode Av, teknik memotret landscape dan bagaimana menempatkan point of interest pada strong point sehingga bisa mendapatkan gambar yang enak dipandang.

Beliau menyampaikan bahwa dalam memotret ada 3 hal yg perlu di perhatikan, yaitu:
1. Komposisi
2. Ketajaman (focusing), dan
3. Pengaturan cahaya (lighting), dalam lighting ada diafragma dan pengatur² yang lainnya.

Komposisi ialah bagaimana kita menempatkan objek foto pada frame sehingga menghasilkan foto yang baik dan enak dipandang.
Untuk mengatur komposisi yang baik, grid nya perlu di aktifkan.
Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan, diantaranya:
1. Strong Point
Foto yang baik dan enak dipandang ialah foto yang objeknya menempati strong point, namun di dalam strong point tidak boleh berisi lebih dari satu objek.
Dalam fotografi, yang paling penting ialah bagaimana supaya bisa menampilkan point of interest. Point of interest adalah objek yang menjadi titik perhatian fotografer. Sedangkan yang lainnya disebut background atau forground. Point’ of interest harus ditempatkan pada strong point.
2. Free Space (Ruang Bebas)
Ketika objek sedang menghadap ke kiri, maka point of interest harus ditempatkan pada strong point kanan atas dan kanan bawah sehingga ruang bebasnya lebih besar.
3. Deep Zone (Zona Mati)
Tidak menempatkan point of interest pada tengah-tengah.
Gampar yang paling tidak menarik adalah ketika objek berada di tengah-tengah.
4. S Curve
5. Horison Zone, dan lain-lain.

Selanjutnya beliau menjelaskan tentang pengaturan focusing dan lighting kamera secara manual, yaitu dengan setting ke dalam mode Av (Aperture-Priority).
Mode Aperture-priority adalah mode pemotretan untuk memastikan bahwa yang terdapat dalam bingkai terfokus semuanya.
Dengan menggunakan mode AV maka kecepatan nya akan menyesuaikan.
Langkah-langkah nya sebagai berikut :
1. Atur ke mode AV
2. Atur diafragma menjadi F8 atau F11
3. Atur ISO menjadi 400

Mode Av ialah mode semi otomatis, maksudnya ialah seorang fotografer dapat mengubah-ubah diafragma nya secara manual sesuai yang di inginkan. Cara ini di gunakan ketika ingin memotret objek secara landscape, dimana foto landscape mensyaratkan untuk menggunakan diafragma yang tinggi (semakin kecil bukaannya), semakin tinggi indeks diafragma maka semakin lebar bukaannya. Diafragma harus tinggi indeks nya (kecil bukaannya) karena bisa memberikan efek dept of field yang lebar, dept of field ialah ruang ketajaman antara depan dan belakang objek. Ketika ingin memotret objek secara landscape, maka keseluruhan ruangnya harus tajam dan terang, oleh karena itu diafragma nya perlu diatur menjadi F8 atau F11 dan ISO nya menjadi 400, (ISO lebih dari 400 akan mengakibatkan resolusi nya pecah).
Setelah di atur, prosesor kamera akan melakukan otomatisasi pada kecepatannya.
Jika kecepatannya 1/60 detik atau lebih, maka pengaturan nya aman. Namun jika kecepatannya di bawah 1/60 detik, maka ISO nya perlu dinaikkan lagi menjadi 500 hingga kecepatannya mencapat di atas 1/60 detik.
Kecepatan 1/60 detik ialah batas minimal kecepatan yg dilakukan ketika memotret objek dalam keadaan diam.
Adapun jika ingin memotret dengan objek human relition (perorangan) dengan tampilan belakangnya blur, maka indeks diafragma nya harus rendah (F1,4 – F3,5).

Dr. Muchlas mengajarkan bagaimana gaya memotret yang baik dan nyaman, sehingga dapat enak dipandang dan mendapatkan objek yang proporsional.
Ada banyak gaya fotografi, salah satunya makro fotografi. Makro fotografi ialah memotret benda-benda yang kecil seperti serangga dan lain-lain. Dalam hal ini, seorang fotografer memiliki tantangan tersendiri.
“Seorang fotografer memiliki tantangan lokasi, adakalanya ia harus tiarap, bahkan ada seorang wedding fotografer yang sampai meninggal dunia. Nah jangan sampai kita meninggal hanya karena hobi fotografi, namun masuklah surga karena fotografi”, jelasnya.

Beliau juga menyampaikan bahwa untuk menghasilkan foto yang bagus selain tiga hal yang telah disebutkan di atas, pemilihan kamera dan pengaturan dept of field, memperhatikan panjang fokus lensa dan jarak kamera dari objek foto juga sangat diperlukan.

Kegiatan Photography Class memberikan pengetahuan baru dalam dunia fotografi bagi santri, di samping juga menghibur diri dan menghilangkan kesuntukan santri dalam menjalankan kegiatan dan tugas yang cukup padat.
Kegiatan ini memberikan situasi yang menjadikan fresh lahir dan batin, karena hunting foto juga membutuhkan energi yg cukup baik supaya bisa menghasilkan foto yang bagus. Kegitaan ini sangat bermanfaat karena bukan hanya sekedar melakukan hobi namun juga mendapatkan informasi baru yang memperkaya pengetahuan dan keterampilan dalam fotografi.

“Santri skrg lebih progresif, giat dan termotivasi dalam belajar. Kegiatan santri yang dilakukan offline dengan tetap menggunakan protokol kesehatan ini lebih kondusif karena dalam melakukan sharing, santri lebih mudah menangkap dan merespon aktif serta memahami dengan baik apa yang disampaikan sehingga santri sekarang ini jauh lebih baik dari santri-santri sebelumnya” Ucap rektor Universitas Ahmad Dahlan tersebut.

“Suatu keistimewaan bagi saya karena tidak semua mahasiswa dapat berinteraksi langsung dengan rektor. Pelatihan fotografi ini sangat bermanfaat dan menambah ilmu bagi saya sebab sebelumnya saya belum mengetahui fotografi dan hanya sekedar bisa memfoto saja, tidak mengetahui teknik untuk mendapatkan foto yg baik. Saya mendapatkan bagaimana cara memfokuskan suatu objek, selain itu background yang bagus untuk diambil, dan itu semua sangat bermanfaat bagi saya.” Ucap Luthfi, salah satu santri PERSADA yang mengikuti kegiatan ini. (Nisaa el-Khaer)