Bulan di Senja Hari

Bulan di senja hari***

Sore ini seperti biasa seorang gadis bernama Bulan duduk termenung sendiri di kursi taman. Tangannya lincah memainkan harmonica yang dibawanya. Ia selalu memainkan lagu- lagu sendu. Mengesankan sekali melihatnya bermain harmonica.

Sebenarnya ia seorang gadis yang cantik, dengan tinggi yang semampai, rambut yang hitam alami dan kulitnya yang kuning langsat, juga hidungnya yang mancung. Tapi sayang, di balik semua kecantikan yang dimiliki nya, ia adalah seorang gadis penderita tunanetra. Kecelakaan pesawat yang dialaminya membuat ia kehilangan penglihatannya, beruntung ia selamat, karna hanya beberapa yang selamat dari kecelakaan itu. Bahkan orang tuanya juga salah satu korban kecelakaan tersebut.

Setiap sore ia selalu duduk di kursi taman yang menghadap barat, arah matahari akan menuju peraduan nya. Walaupun ia tidak bisa melihat pemandangan hebat itu secara langsung, tapi ia bisa merasakan cahaya kehangatan meganya.

Duduk termenung sendiri meratapi nasibnya.

***

Sejenak Bulan menghentikan permainan harmonica nya. Aneh, dia merasa ada seseorang yang duduk di sebelahnya. Sudah 2 bulan lebih ia melakukan ritual seperti ini dan biasanya tak ada seorang pun yang berniat menemaninya.

Ya sudahlah, mungkin ia hanya ingin duduk sejenak dan hanya untuk hari ini saja.

Bulan pun kembali melanjutkan permainan harmonicanya.

***

Tapi Bulan salah, ternyata 1 minggu kemudian seseorang itu masih disana, seseorang itu masih setia menemani Bulan di tempat kesayangannya. Bahkan pernah suatu hari ia sudah tiba lebih dulu dibanding Bulan dan ia mempersilahkan Bulan untuk duduk di sampingnya.

“Silahkan duduk nona cantik.” Suara nya terdengar berat, berarti ia seorang lelaki. Batin Bulan, tapi seketika ia mendengus. Dulu ribuan lelaki memujinya cantik, tapi sekarang begitu mereka tahu bahwa Bulan adalah seorang gadis tunanetra tak ada lagi seorang pun yang memujinya seperti itu. Mungkin seseorang di sebelahnya belum tahu bahwa ia seorang gadis tunanetra, dan Bulan yakin setelah ini ia pasti tahu.

***

Ternyata 2 minggu setelah kejadian itu ia masih saja duduk di bangku sebelahnya. Bulan tahu bahwa dia adalah orang yang sama dari wangi parfumnya. Entah apa yang dilakukannya, Bulan tak bisa melihatnya. Tapi ia tahu bahwa seseorang itu selalu berada di sisinya setiap senja di tempat kesayangannya.

Tak pernah ada percakapan yang terjadi di antara mereka berdua, hanya kesunyian yang mengisi. Tapi lambat laun, Bulan mulai merasa ada sesuatu yang berbeda darinya, entah apa. Dan tanpa Bulan sadari, ia mulai menunggu kehadirannya.

***

Hari ini pun Bulan kembali duduk di bangku taman kesayangannya. Tak lupa membawa serta harmonicanya.

Tapi seseorang yang ditunggunya tak kunjung datang. Akhirnya waktu Bulan untuk pulang pun tiba dan ia tak kunjung datang.

Huft, Bulan, mengapa kau bodoh sekali? Mengapa kau menunggunya? Untuk apa? Lagipula kau tidak pernah mengenalnya walaupun sudah hampir sebulan ia selalu duduk di kursi sebelahmu. Kau bahkan tidak tahu rupanya seperti apa bukan?

Lagipula, ini kan kursi milik umum, siapa saja boleh untuk duduk disini. Mungkin ia sudah tidak membutuhkan kursi ini lagi, bahkan mungkin ia tidak akan pernah kembali lagi. Jadi, mulai sekarang kau harus berhenti memikirkannya.

***

3 hari kemudian…

Bulan sama sekali tak menyangka bahwa seseorang itu akan kembali duduk di sampingnya.

“Sepertinya kau berbakat sekali memainkan haromica mu?” Bahkan dia yang pertama kali mengajak berbicara.

Bulan hanya tersenyum mendengar nya.

“Aku Reyhan.”Ujar Reyhan to the point. Ia mengulurkan tangannya pada Bulan. Oh, jadi namanya Reyhan. Bulan pun menjulurkan tangannya. Karna ia tak bisa melihat, ia menjulurkan tangannya ke arah lain.

Reyhan menyambut uluran tangan Bulan. “Namaku Bulan”

“Bulan?” Reyhan bertanya memastikan.

Bulan mengangguk. “Iya?” Tanya Bulan kemudian.

“Tak apa, aku hanya ingin memanggil mu. Jadi, maukah kau mengajari ku bermain harmonica?”

Bulan mengangguk lantas tersenyum indah sekali.

***

ai???Maaf Ai??aku terlambat.ai???

ai???Tak apa, lagipula bukankah kita tak pernah membuat janji untuk bertemu di sini?ai???

Reyhan tersenyum. ai???Boleh aku bertanya sesuatu?ai???

ai???Boleh.ai???

ai???Apa yang membuat mu selalu duduk di sini?ai??? Bulan terdiam cukup lama. Reyhan merasa sedikit bersalah. ai???Ada yang salah kah dengan pertanyaan ku?ai???

ai???Entahlah, aku sendiri tak begitu mengerti, yang jelas, aku merasa nyaman ketika aku berada di tempat ini. Kau sendiri?ai???

Bukannya menjawab Reyhan malah tertawa. ai???Ternyata kau cukup memperhatikan ku, buktinya kau tahu bahwa aku selalu duduk di sini.ai???

Bulan tersenyum malu-malu, bingung harus berkata apa.

Akhirnya percakapan pun mengalir di antara mereka.

***

Tak terasa 2 bulan sudah mereka saling berbagi satu sama lain, saling menunggu apabila yang satunya belum datang. Bahkan tak jarang mereka bergantian membawa bekal untuk dibagi ke yang tidak mendapat giliran. Bulan tak bisa menepati janjji nya untuk melupakan Reyhan. Perasaan itu tumbuh begitu saja dengan sendirinya.

ai???Ehm,ai??? Reyhan berdeham pelan ketika ia datang. Bulan terlonjak kaget, malu pada dirinya sendiri karna barusan ia memikirkan Reyhan.

ai???Maaf, aku tidak bermaksud membuat mu terkejut.ai??? Sepertinya Reyhan melihat keterkejutan Bulan.

Bulan tersenyum gugup. ai???Tidak, kau sama sekali tidak membuat ku terkejut.ai???

ai???Ada apa dengan wajah mu?ai??? Tanya Reyhan.

Bulan kembali bertanya lewat raut wajah.

Reyhan tersenyum menggeleng lantas tertawa atas pertanyaan bodoh nya, walaupun tak mengerti Bulan pun ikut tertawa mendengarnya.

Tiba-tiba Reyhan terdiam cukup lama.

Tanpa sadar jari-jemari Bulan meraba kursi di samping nya.

Reyhan tersenyum. ai???Aku masih disini Bulan.ai???

Bulan merasa ada sesuatu yang berbeda dari nada suara Reyhan.

ai???Benarkah?ai??? Suara Bulan tersangkut di tenggorokan, ia takut akan harapan yang tiba-tiba memenuhi relung hati nya.

ai???Aku tahu mungkin ini sulit bagi mu, tapi aku hanya ingin kau mengerti yang sesungguhnya bahwa tanpa sadar, setelah beberapa bulan selalu menemani mu di sini, aku tak bisa mencegah perasaan yang mulai bermekaran dalam hati ku. Melihat mu begitu menerima kenyataan pahit yang menimpa hidup mu, membuat ku semakin mengagumi mu.

Bulan terdiam, tiba-tiba ia mengambil tongkatnya dan bangkit berdiri meninggalkan Reyhan. Reyhan berlari mengejarnya. ai???Bulan, tunggu.ai??? Reyhan menarik lengan Bulan.

ai???Maaf. Aku hanya ingin kau mengerti tentang apa yang ada dalam hati ku.ai???

Bulan tak bergeming sedikit pun. Tiba-tiba ia terisak pelan.

ai???Aku benar-benar tak bermaksud menyakiti mu.ai??? Bulan masih terisak pelan, kemudian ia sudah melangkah pergi meninggalkan Reyhan.

***

Sudah seminggu ini Bulan tak mengujungi taman seperti biasanya. Ia tak mau bertemu Reyhan, ia takut jika ia harus bertemu dengan lelaki itu. Satu hal yang ia takutkan, Reyhan hanya memberinya harapan palsu.

Bulan sudah terlalu sering disakiti oleh lelaki. Banyak lelaki yang hanya melihat kecantikannya saja, tapi begitu mereka tahu bahwa ia buta. Mereka pergi meninggalkannya begitu saja. Ia heran, apa orang buta seburuk itu di mata mereka? Bukankah banyak orang buta yang bisa menorehkan prestasi? Ya, walaupun ia tak menolehkan prestasi apa-apa tapi ia yakin bahwa ia bukan pembawa sial yang menularkan firus. Jadi mereka tak perlu takut untuk berdekatan dengannya.

Bahkan, mantan kekasih nya sendiri tega meninggalkannya begitu tahu bahwa ia buta. Ia tak mengerti apa yang ada di pikiran Bima-mantan kekasihnya-. Padahal saat itu ia benar-benar membutuhkan dukungan seseorang. Semuanya sudah berlalu.

Dan sekarang Bulan tak ingin tertipu untuk yang kesekian kalinya.

***

Tapi Bulan sudah memutuskan ia akan menanggung semua resikonya. 4 hari setelah insiden kemarin ia menguatkan hatinya dan akhirnya ia akan kembali ke taman itu. Ia yakin Reyhan pasti masih menunggunya.

Ternyata benar, ia merasakan ada seseorang yang sedang duduk di kursi taman. Dan Bulan yakin bahwa ia adalah Reyhan.

ai???Bulan, akhirnya kau kembali. Aku tau kau pasti kembali.ai??? Ternyata Reyhan memang masih menunggunya. Reyhan menuntun Bulan untuk duduk.

ai???Bagaimana kabar mu?ai??? Tanya Bulan.

ai???Baik, kau sendiri?ai??? Rayhan menjawab dengan sedikit canggung.

ai???Merasa lebih baik setelah bertemu kau kembali.ai??? Ujar Bulan mantap.

Reyhan terperangah mendengarnya. ai???Apa?ai???

ai???Merasa lebih baik setelah bertemu kau kembali.ai??? Ulang Bulan sekali lagi tanpa ragu.

Tanpa ba-bi-bu Reyhan langsung merengkuh Bulan kepelukannya. ai???Terima kasih atas kepercayaan yang telah kau berikan. Aku berjanji tiak akan menyia-nyiakan kesempatan ini.ai??? Bulan meraba wajah Reyhan, mencoba membaca guratan-guratan di wajahnya.

Bulan tersenyum. Ia bisa mendengar keseriusan dari suara Reyhan. Harusnya dari awal ia percaya padanya.

***

Tapi Bulan keliru.

Walaupun mereka hanya bertemu di taman tapi hubungan mereka berkembang dengan baik. Tak ada yang berubah dengan jadwal rutin mereka. Setiap senja selalu bertemu di taman, menikmati senja bersama-sama.

Tepat 4 bulan setelahnya 3 hari berturut-turut Reyhan tidak datang, Bulan khawatir kalau Reyhan memang hanya ingin menipunya dengan janji cinta yang diberikannya. Tapi Bulan buru-buru mengusir pikiran jahat yang ada di benaknya.

***

Hingga hari ke-4 akhirnya kabar baik itu datang. Bukan, bukan kedatangan Reyhan yang menjadi kabar baiknya, tapi akhirnya ada seorang pendonor yang ingin memberikan matanya untuk Bulan.

Bulan sangat bahagia mendengarnya. Ingin rasanya segera menceritakan hal ini pada Reyhan. Tapi sayang, hingga sehari sebelum operasi dilakukan Reyhan tak kunjung datang. Bulan melangkah gontai meninggalkan taman.

***

Bulan benar-benar bahagia. Akhirnya dia bisa melihat lagi setelah 2 tahun ia menderita sebagai tunanetra. Dengan langkah yang pasti ia melangkahkan kaki menuju taman. Ia merasa tatapan heran dari para pengunjung taman sedang menghujaninya. Ia yakin mereka heran karna kini ia bukan lagi seorang gadis buta. Akhirnya dia kembali menjadi normal seperti yang lainnya.

Kali ini Bulan tidak lagi memainkan lagu-lagu sendu dari harmonicanya. Sekarang ia lebih suka memainkan lagu-lagu ceria. Bulan menanti dengan hati berdebar kedatangan Reyhan. Tak sabar ingin memberi tahukan kabar baik yang di alaminya.

Tapi hari ini Reyhan tak juga datang. Baiklah, mungkin ia sedang sibuk. Bulan yakin esok pasti ia akan datang seperti biasanya.

***

Tapi Bulan benar-benar keliru. Hingga dua minggu kemudian Reyhan tak juga datang. Bahkan pernah sekali waktu Bulan kehujanan di kursi taman karna ia menungu Reyhan. Bulan tak kunjung menyerah, dengan keyakinan yang kuat ia yakin bahwa Reyhan akan kembali padanya. Tapi Reyhan benar-benar tidak pernah kembali.

Mungkin memang aku yang tak tau diri. Menanti cinta seorang pangeran impian. Hh, mana ada pangeran di jaman sekarang? Mungkin memang sudah menjadi takdirku untuk dipermainkan oleh laki-laki. Tapi masalahnya melupakan perasaan tak semudah membalikkan telapak tangan. Aku menyesal pernah mengenalmu Reyhan, aku menyesal karna kau tidak ada bedanya dengan lelaki manapun.

Tapi mau bagaimana lagi? Aku mau mencarimu kemana? Jangankan alamat rumahmu, wajahmu saja aku tidak tau seperti apa. Jadi bagaimana mungkin aku mencari seseorang yang tidak kuketahui sedikit pun ciri-cirinya.

***

Dengan langkah ringan Reyhan berjalan menghampiri Bulan di seberang. Tangannya memegang mawar merah yang ingin diberikannya pada Bulan. Tapi karna tidak memperhatikan jalan tiba-tiba ada motor yang menabraknya dan tubuhnya terpental beberapa meter.

Tubuh Reyhan sudah bersimbah darah, tangannya masih memegang mawar yang semakin merah karna percikan darahnya. Pengendara motor yang tidak bertanggung jawab meninggalkannya begitu saja. Para pejalan kaki di sekitar taman pun langsung mengerumuni tubuh Reyhan yang lemah tak berdaya. Mereka ingin segera membawa tubuh Reyhan ke rumah sakit.

Dengan sisa-sisa kesadaran yang dimilikinya tangan Reyhan menunjuk Bulan yang sedang menunggunya di tempat biasa mereka bertemu. Lantas berkata lirih pada seseorang di sebelahnya.

ai???Mas, saya boleh minta tolong sama mas? Kalau nanti nyawa saya tidak bisa diselamatkan tolong donorkan mata saya untuk dia.ai??? Tangannya masih menunjuk Bulan.

ai???Maksud mas mba yang lagi duduk di situ?ai??? orang disebelahnya bertanya memastikan.

Reyhan mengangguk, anggukannya lemah sekali. Sepertinya ia benar-benar akan pergi. ai???Tolong ya mas.ai??? Dengan sisa-sisa nafasnya Reyhan mengatakannya.

Bulan, maafkan aku, aku harus pergi Bulan, maaf aku pergi tanpa pamit. Maaf karna 3 hari yang lalu aku tidak sempat menemuimu. Ada pekerjaan yang harus kuselesaikan. Setelah aku pergi kau akan kembali normal dan bisa melihat lagi dengan kedua mataku. Maafkan aku, sungguh maafkan aku Bulan. Aku mencintaimu, selamanya.

Setelah membatin seperti itu, nafas Reyhan benar-benar berhenti. Ia sudah pergi meniggalkan cintanya. Tapi Reyhan yakin kepergiannya tidak akan sia-sia, ia yakin pergi dengan meninggalkan kebahagiaan untuk Bulan. Ia bahagia bisa mendonorkan matanya untuk seseorang yang dicintainya.

***

Tapi Bulan tidak pernah tahu tentang hal ini, ia tidak akan pernah tahu.