Pelantikan IKSADA UAD 2021-2022
YOGYAKARTA, PERSADA — Pelantikan Ikatan Santri Persada (IKSADA) periode 2021/2022 telah dilaksanakan pada Jum’at (26/11) di Aula Islamic Centre Universitas Ahmad Dahlan Komplek Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Persada UAD ini berlangsung pada sore hari ba’da Ashar dan dihadiri oleh jajaran BPH, pengurus Persada dan seluruh santriwan/santriwati Persada Jogja dan Persada 2b, adapun santriwan/santriwati Persada Wates tetap mengikuti secara online.
Setelah melalui tahapan seleksi IKSADA dengan melakukan pendaftaran dan juga wawancara. Mudir Persada, Ustadz H. Thonthowi, S.Ag., M.Hum., melantik 19 santriwan dan 23 santriwati sebagai Pimpinan Ikatan Santri Pesantren Mahasiswa KH Ahmad Dahlan periode 2021-2022. Ustadz H. Thonthowi, S.Ag., M.Hum. selaku mudir Persada, dalam amanatnya, beliau menjelaskan beberapa nilai dan faedah yang dapat dituai dalam organisasi IKSADA. Di antaranya, pertama, melalui organisasi IKSADA, para pengurus dan santrinya akan banyak mengenal tipologi santri, mahasiswa, masyarakat bahkan juga tipologi pemimpin.
Kedua, melalui organisasi mini tersebut, para pengurus dan santri dapat membangun relasi dengan lebih luas dan mendalam, sehingga akan lebih siap dalam bergabung dan berpartisipasi dalam organisasi yang lebih besar seperti HMBS, IMM dan lain sebagainya. Ketiga, melalui organisasi IKSADA, pengurus dan santri akan lebih memahami keragaman watak dan pemikiran. Keragaman akan membentuk disiplin yang kokoh, sehingga para pengurus dan santri dapat berjuang dan berkarya dengan lebih baik. Keempat, di organiasi kecil IKSADA, pengurus dan santrinya akan belajar berbagai kemampuan komunikasi antar bidang dan divisi, bagaimana melahirkan sebuah ide kemudian mensosialisasikannya agar dapat diterima dan diterapkan dengan sebaik-baiknya oleh banyak pihak. Kelima, melalui organiasi kecil tersebut, para pengurus IKSADA dan satrinya akan lebih baik lagi dalam manajemen waktu. Jika kegiatan di IKSADA diikuti dengan keluh-kesah, maka mengikuti kegiatan dalam organisasi yang lebih besar seperti masyarakat akan sangat mungkin merasa lebih berat.
Beliau berpesan kepada para pengurus dan santri IKSADA agar terus membangun dan mengembangkan diri dengan nilai-nilai dan skill yang dibekali IKSADA di atas. Kesuksesan pengembangan diri di IKSADA menjadi gambaran kecil penentu kesiapan untuk terjun ke masyarakat yang lebih luas. Kemudian, kepada pengurus IKSADA yang baru, beliau berpesan agar setiap divisi dan kegiatan di IKASADA dapat dijiwai dengan hati dan pikiran yang jernih, kemudian dapat mengambil keteladanan baik yang ditinggalkan para pengurus lama, sehingga manfaatnya akan benar-benar dapat dirasakan oleh diri dan orang lain. Kepada pengurus IKSADA yang lama, beliau berterimakasih untuk setiap usaha besar maupun kecil yang telah dilakukan. Beliau berdoa agar usaha tersebut tidak satupun yang sia-sia. Selanjutnya, acara ini ditutup dengan sambutan dari Ketua Umum IKSADA.
Muhammad Fauzan Nasrullah sebagai Ketua IKSADA Putra terpilih pada periode 2021-2022 ini dalam sambutannya berkata bahwa dari latarbelakang yang berbeda-beda akan melahirkan ide-ide yang luar biasa dan akan menjadikan wadah organisasi yang kecil ini sebagai salah satu cara meningkatkan iman dan takwa. Beliau juga mengemukakan alasan dan rancangan program yang akan dilakukan kedepannya yakni, “Pertama, ingin mengembangkan potensi yg dimiliki. Kedua ingin saling belajar sama teman-teman yang lain yang notabene nya keahlian dan bakat-bakat mereka sangat luar biasa, jadi bisa membuat potensi dan bakat saya ikut berkembang juga, sehingga beberapa rencana kegiatan IKSADA yang saya punya untuk kedepan diantaranya membuat program kerja yg bisa meningkatkan potensi-potensi yg dimiliki santri, misalnya mengadakan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan membuat proposal dan pelatihan-pelatihan bidang lainnya yang berhubungan.” Ungkap Ketua IKSADA Putra tersebut.
Sedangkan Maulida Rifki Rusydiani sebagai Ketua IKSADA Putri terpilih pada periode ini memiliki program yang menekankan pada penyamaan ideologi.
“Dengan latarbelakang kita yang berbeda-beda, maka hal yang perlu kita lakukan pertama kali ialah penyamaan ideologi. Kami akan mengetahui satu sama lain dengan saling terbuka dan saling berbagi pengalaman yang kemudian nanti kita bisa membuat program kerja harian, mingguan dan bulanan”, ungkapnya. (Nisaa el-Khaer)