Optimalisasi Program Santri melalui Evaluasi dan Sinergi Pendamping–Santri
Pada Rabu siang, 14 Mei 2025 bertepatan dengan 16 Dzulkaidah 1446 H, telah dilaksanakan rapat evaluasi program santri bertempat di Mushola Putra PERSADA UAD. Rapat ini dihadiri oleh jajaran pengurus harian dan para pendamping, dengan agenda utama mengevaluasi perkembangan santri serta memperkuat sinergi dalam pembinaan ke depan.
Wakil Mudir, Budi Jaya Putra, S.Th.I., M.H., membuka rapat dengan menekankan pentingnya evaluasi berkala terhadap santri, yang nantinya akan disampaikan kepada wali masing-masing. Evaluasi ini akan mencakup data statistik, pencapaian individu, serta catatan kualitatif sebagai bentuk perhatian terhadap perkembangan karakter dan akademik santri.
Beliau juga menggaris bawahi pentingnya peran pendamping sebagai penghubung antara lembaga dan wali santri. “Setiap pendamping idealnya memiliki kontak wali santri agar pendekatan terhadap santri bisa lebih efektif dan sesuai kebutuhan mereka,” ujarnya. Dalam upaya menciptakan lingkungan yang kondusif, inisiatif dari setiap pihak untuk memulai kebersamaan menjadi hal yang sangat ditekankan.
Dari sisi kurikulum, Kabid SDM dan Kurikulum, Andi Suseno, S.Th.I., M.Ag., menegaskan pentingnya menindaklanjuti hasil evaluasi sebelumnya. Ia menyampaikan bahwa solusi konkret akan diterapkan untuk mengatasi beberapa kendala teknis di lapangan, termasuk penyesuaian pola pembinaan dan pelaporan ke kampus bagi santri yang perlu perhatian khusus.
Dalam rapat ini juga dibahas upaya peningkatan kedisiplinan ibadah dan pembelajaran, termasuk mengajak wali santri untuk lebih aktif dalam pengawasan spiritual anak-anak mereka. Pendekatan ini diharapkan mampu membangun ekosistem pendidikan yang terintegrasi antara rumah dan lembaga pesantren.
Sementara itu, apresiasi diberikan kepada tim BPM HQ atas capaian positif yang telah diraih. Hal ini menunjukkan bahwa kerja sama yang baik dapat membuahkan hasil yang membanggakan.
Di sisi lain, untuk santriwati yang mengalami kendala terkait ibadah berjamaah, dibahas pula opsi agar tetap dapat mengikuti pembinaan spiritual secara aktif, seperti pengadaan halaqah di area yang lebih fleksibel.