Lentera Senja [Cerpen-Santri]

Riuhnya angin bergemuruh menggoda nyiur melambai di tepi pantai. Rintikan hujan mulai turun membasahi negeri ini. Awan kelabu kini engan berlalu. Langit yang sedari tadi biru kini menjadi abu-abu. Burung-burung yang tengah asyik bercengkramah kini telah goyah. Begitupula dengan kelelawar yang tengah terlelap tidur tak kunjung bangun. Lantunan adzan maghrib berkumandang memanggil insan tuk segera datang. Ku coba melangkahkan kaki menuju mushola depan rumah. Memantapkan jiwa tuk bersujud padanya. Gemericiknya air yang mengalir basahi diri ini. Dinginnya mampu mencairkan suasana hati yang tengah beku ini. Dimana ada segumpal gelisah gulanah dalam dada. Hingga tak ku pungkiri mampu mensucikan diri dan menentramkan hati. Sujud syukurku mengharap ampunan darimu. Berharap mendapat secerca petunjuk dari sang pencipta. Meneguhkan hati pada diri ini tuk melangkah tanpa menoleh ke belakang.Tak butuh banyak untaian kata tuk berkata ai???Iyaai??? dan menerima keputusan ibuku. Harapanku melanjutkan SMA di kota kini telah sirnah dan berubah dengan SMK yang siap kerja. Usia yang masih muda menjadikan ego tak dapat dihalau lagi. Namun diri ini harus ikhlas dan percaya bahwa ridho ibu adalah Ridho Allah. Semoga dari rasa keterpaksaan menjadi buah kesuksesan.

 

Hari ini aku mulai menapaki masa putih abu-abu. Bukan rok abu panjang yang ku kenakan. Melainkan kain abu-abu yang didesign sedemikian rupa seperti celana bentuknya. Banyak yang mengira aku mengambil jurusan farmasi ataupun perawat. Namun perawatan computer dan jaringan yang ku tekuni saat ini. Langkah ini menjadi berat ketika aku tersesat di dunia ini. Hanya berbekal nekad dan tekad yang kuat. Hari demi hari semakin jauh berlalu. Aku masih saja tak menemukan siapa jati diriku. Dimana letak bakat dan minatku. Tak sadar pada diri ini jika butuh asupan organisasi. Jiwa yang sudah aku miliki sejak duduk di menengah pertama yang jadi motivasi. Osis yang dulu jadi tempat naungku tak ku temui disini. Hingga suatu hari aku mulai mengenal ikatan ini.

 

IPM nama organisasinya.Suatu ikatan pelajar yang di bawah naungan muhammadiyah. Ku mencoba menerjunkan diri tuk mengabdi pada organisasi ini. Awalnya begitu sulit dan membosankan. Namun setelah ku mengenal sosok ini, tak perlu ada langkah yang harus terhenti tapi harus melangkah pasti. Drs.Sutono itulah nama lengkapnya, namun beliau lebih akrab disapa komandan. Beliau sosok inspiratif yang ku temui di zaman sekarang ini. Dimana kebanyakan orang lebih mementingkan diri sendiri ketimbang mengabdi pada negeri .Beliau adalah pembina IPM ku yang memiliki semangat seribu,sehingg tak pernah ragu tuk berkata aku pasti mampu. Komandanku sudah menjadi Pembina IPM sejak awal berdirinya Sekolahku sekitar tahun 2002 hingga sekarang. Berdirinya IPM di sekolahku penuh dengan tantangan dan rintangan. Namun adanya sosok komandan ini mampu membangkitkan semangat dakwah amar maai??i??ruf nahi mungkar dikalangan kader muda bangsa.

 

Komandanku menjadi tempat berteduh para kader muda di sekolahku. Beliau merupakan sesosok yang tegas,disiplin dan patut menjadi tauladan. Hanya ada 19 kader IPM pada awal periode . Siswa yang menjadi target utama kini malah menjadi musuh nyata. Banyak siswa yang tak suka berorganisasi dan hanya mengejar prestasi. Tantangan yang silih berganti menghampiri,dimana banyak orang tua dari kader yang tidak merestuinya. Cinta pada negeri tak melulu dengan sebilah bambu runcing hingga nyawa jadi taruhannya. Namun mempersiapkan kader militant sebagai penerus bangsa jadi prioritas utama.

 

Jiwa mudanya tak pernah tergerus akan majunya zaman. ai???Usia memang senja namun jiwa harus tetap mudaai??? begitu kata-kata yang sering dilontarkan ayah dua orang

 

anak itu. Nyatanya jiwa mudanya tak pernah habis dimakan usia. Walau beliau tengah terkapar tak berdaya namun tak pernah ditampakkan sakitnya. Beliau adalah seorang pendidik yang patut jadi tauladan. Komandanku mengajarkan kami banyak hal yang tak ku dapatkan dimanapun ku berada. Komandan selalu mengajarkan kami untuk cerdas. Cerdas lapangan,cerdas kelas dan kerja cerdas. Komandanpun bukan orang yang hanya mampu menyuruh namun juga mencontohkan terlebih dahulu. Komandanku tak pernah ada kata diam jika masih ada yang bisa dilakukan.

 

Kegiatan yang padat di IPM kadang menjadikan semangat belajar kami menurun. Namun tidak jika komandan sudah turun tangan. Semua bisa kena omelannya jika tau kadernya ada yang mengulang. Prinsip hidup yang sering digembar gemborkan sebagai penyemangat untuk kami adalah tertib ibadah,tertib belajar,lan tertib organisasi. Intinya jika kita berjuang menolong agama Allah, maka Allah juga akan menolong kita. Jadi jangan pernah takut merasa sendiri karena kita selalu dilindungi olehnya.

 

Komandanku sebagai tameng ikatanku. Beliau selalu menjadi yang terdepan jika tiap kali ada musibah yang mendera kami. Mulai dari hal sepele hingga hal yang paling rumit. Tampang komandan memang sangar,namun tidak dengan hatinya. IPM muhamka sudah terkenal akan kedisplinan dan cekatannya. Bahkan kami mendapat sebutan Singanya IPM Pekalongan. Didikan kami yang berbeda dengan sekolah lainnya menjadikan kami istimewa. Setiap dua minggu sekali kami selalu dikader oleh kakak senior serta didampingi komandan. Hasil dari sebuah kader tergantung dari cara didikan mental dan spiritualnya. Itulah yang menjadikan kami istimewa.

 

Ditengah majunya teknologi dan ilmu pengetahuan, tak ubahnya anak SMK yang tak mau diam bekerja saja. Namun ilmu yang tinggi juga harus digapai setinggi mungkin. Keterbatasan ekonomi menjadi penyebab utama terhentinya langkah kader muda. Tapi tidak kata komandan. ai???Persyarikatan ini memiliki beribu perguruan dan sekolah tinggi yang tersebar diseluruh negeri. Itu semua untuk siapa lagi kalau bukan untuk generasi muda muhammadiyah. Jangan biarkan amal usaha milik kita namun tak berisi kader mudanyaai???. Begitu pemikiranya dalam mendidik kader mudanya. Kita harus bangkit dan mendobrak perguruan tinggi muhammadiyah tuk mau menaungi kader mudanya.

 

Hingga suatu hari beliau bersama beberapa kader IPM bergegas menuju kota muhammadiyah.ai???Perguruan ini milik muhammadiyah maka kader mudanya harus dijaga,bukan hanya berisi orang lain yang mencari uang namun tak mau jadi kader yang sesungguhnyaai??? suasana menjadi semakin tegang dikala komandan melontarkan kata bak petir di siang bolong.Hingga menyambar telinga para petinggi di salah satu universitas muhammadiyah. Ucapannya bernada tinggi dengan raut wajah yang meyakinkan. Hasil dari kegigihannya tak sia-sia. Kini sudah ada dua universitas di yogyakarta yang selalu menampung kader militan bangsa.

 

Tak lepas dari itu,ikatan senasip dan seperjaunganpun dirasakan oleh sahabat beliau, Pak Iman namanya. Pak iman yang sudah menjadi saudagar kaya dengan usaha dan yayasan TK nya ikut berjuang bersama komandan. Sekitar 9 kader IPM sudah di kuliahkannya, berniatkan untuk menolong agama dan bangsa agar generasi muhammadiyah bisa membangun negeri ini. Pejuang negeri tak melulu hanya dengan prestasi tinggi namun tidak ada kontribusi. Pejuang negeri yang sesungguhnya adalah pencipta kader berintegrasi dan berkontribusi membangun negeri. Itulah yang namanya cinta akan negeri.

 

Kader yang tercipta dari sebuah perjuangan yang nyata kini tengah menggapai asa. Tiada hari tanpa adanya perjuangan. Sedetik yang kamu lewatkan tak dapat digantikan. Itulah yang menjadi motivasi kader IPM disini. Walau sekarang aku sudah di bangku kuliah namun tetap jiwa IPMku selalu mengalir dalam darahku. Hasil yang diperolehpun tak terduga rasanya. Kini banyak kader IPM berkontribusi di

 

universitasnya. Membangun dan membenahi system organisasi yang islami. Itu semua berkat motivasi yang tiada henti dari komandan kami. Kini sudah banyak kader muda yang berkontribusi membangun bangsa. Seperti kakakku satu ini. Kak Pujo namanya,dia sekarang menjadi Guru di Smk Muhammadiyah Kajen. Hasil didikan komandanku tak dapat dihiraukan lagi. Jiwa kepemimpinan serta tanggung jawab dan pondasi agama selalu tertanam dalam jiwa kadernya. Tak di pungkiri lagi kini kader muda sudah sukses di dunianya. Banyak hasil kadernya yang menjadi pimpinan di perusahaan dan bidang kemasyarakatan lainnya.

 

Itulah hasil kontribusi komandan untuk negeri ini. Mencintai tak melulu dengan tenaga. Namun juga berkontribusi menciptakan kader muda sebagai penerus bangsa. Pesan yang selalu disampaikan kepada kadernya adalah semoga dengan aqidah yang kuat mampu memakmurkan negeri ini,jadilah kader cerdas,terampil dan peka terhadap lingkungan terutama umat islam sebagai saudanya dan janganlah mengenal lelah dalam berdakwah. Semua yang dilakukanya tak lepas akan rasa cinta pada negeri ini.

 

 

Wahai pejuang pena dari tanah jawa

 

Torehkan karya nyata tuk dunia

Pencipta sejarah di kehidupan nyata

Bukan hanya hayalan semata

Kader muda jangan diam saja

Bangun dan bangunlah

Negeri ini butuh pemikiranmu kawan

Tuk terbebas dari segala cengkraman

Jadilah agen perubahan bangsa

 

 

 

Nuun Walqolami wamaa yasturun

 

Salam Fastabiqul Khairot

 

Tak Kenal Maka Taaruf..

Chika Ardeviya Rista itulah nama lengkapku. Tepatnya tanggal 12 November 1998. Alamatku di Ds.Ketitanglor Kec.Bojong Kab.Pekalongan.IPM mengantarkanku mendapatkan beasiswa kader di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. 085293970748 itu no yang selaluku aktifkan. Surelku chika_rista@yahoo.com .