Khutbah Iftitah dan Pembekalan Santri Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (PERSADA)
Yogyakarta–Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (PERSADA) Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta telah menyelenggarakan acara Khutbah Iftitah dalam rangka menyambut maha santri baru. Acara tersebut diselenggarakan di Aula Islamic Center (IC) UAD pada hari Ahad. (19/09)
Termasuk dalam rangkaian acara Khutbah Iftitah adalah diadakannya “Pembekalan Maha Santri Baru”. Dalam kegiatan tersebut para maha santri banyak mendapatkan ilmu dari para narasumber yang berkompeten dalam bidangnya.
Di antara materi yang didapatkan para maha santri adalah tentang “Faham Agama Islam Menurut Muhammadiyah”, “Menjadi Kader Muhammadiyah Berkemajuan”, “Ibadah dan Orientasi Kehidupan”, ” Menjadi Kader yang Beradab, Berilmu, dan Berprestasi”, serta “Ibadah Sesuai dengan Tuntunan Rasulullah SAW”. Materi-materi tersebut diberikan sejak hari Rabu-Sabtu. (15-19/09)
Diharapkan materi-materi yang telah diberikan kepada maha santri dapat menjadi bekal hidup, sehingga motto dari PERSADA dapat tercapai, yaitu terbantuknya para maha santri yang berakhlakul karimah, beramal ilmiah, berkemajuan, dan berprestasi.
Acara Khutbah Iftitah dilaksanakan keesokan harinya, lebih tepatnya di Ahad pagi-siang. Acara tersebut dihadiri oleh segenap pimpinan , pengurus (musyrif/musyrifah & mudabbir/mudabbirah), serta seluruh maha santri PERSADA (dengan rincian 34 santriwan dan 58 santriwati).
Dalam acara Khutbah Iftitah, al-Ustadz Budi Jaya Putra selaku Kepala Bidang SDM dan Kurikulum menyampaikan sambutan sekaligus nasihat kepada seluruh para maha santri baru persada. Dalam sambutannya beliau mejelaskan alasan santri PERSADA melakukan pembelajaran offline.
“Alhamdulillah tahun ini kita berusaha bagaimana caranya kita offline, dan yg sudah daftar santri virtual pun bisa masuk offline. Kenapa? Karena sulit sekali membentuk generasi itu dengan online”. Tuturnya.
Beliau berharap pembelajaran yang dilakukan secara offline ini akan menjadikan seluruh santri betul-betul menjadi generasi-generasi yang qur’ani, unggul, berprestasi, dan berakhlak islami.
“Jangan padamkan api untuk kesuksesan, tapi api ini dapat menghancurkan apabila bergabung dengan kesombongan. Jadilah santri yang tawadhu, sehingga dapat menyerap air, seperti jatuhnya air dari tempatbyang tinggi ke tempat yang rendah, dan jangan pernah tidak menghormati para guru atau dosen agar ilmu itu dapat menjadi berkah”. Tutupnya.
Kemudian, Mudir PERSADA, al-Ustadz H. Thontowi juga berkesempatan untuk memberikan sambutan dan nasihat kepada para maha santri baru. Dalam sambutan dan nasihatnya beliau menuturkan:
“Ciri santri persada tidak hanya tahu (ālim), tapi juga āmil. Tidak hanya tahu, tapi juga mengerjakan. Sebagaimana pesan KH. Ahmad Dahlan, “Semua orang dianggap tidak berdaya (mati), kecuali orang yang berilmu, dan orang yang berilmu pun mereka hancur, kecuali orang yang berilmu, tapi juga mengamalkan, karena banyak juga yang berilmu tapi tidak mengamalkan. Itu sangat berbahaya.”
“Santri PERSADA tidak seperti itu, tahu satu tapi bisa saja yang dikerjakan lebih dari satu. Minimal kita mengerjakan apa yang sudah ada landasan hukumnya, baik dalam al-Qur’an maupun Hadis.” Tuturnya.
Sebagai penutup beliau melanjutkan kembali pesan KH. Ahmad Dahlan, “mereka yang melakukan tadi bisa saja tenggelam, kenapa? Karena dia sudah berilmu, sudah mengerjakan, tapi bisa saja dia sombong. Inilah yang akan menenggelamkan yang sudah berilmu dan mengerjakan tapi sombong, kecuali mukhlisun (orang-orang yang ikhlas). Mukhlisun juga tidak cukup, tetapi harus muhsinun (ihsan). Santri PERSADA berbuat kebaikan, baik dilihat ataupun tidak, dia akan tetap melakukan kebaikan di manapun berada”.
Pada akhirnya, acara tersebut ditutup dengan penyematan jas PERSADA kepada dua orang perwakilan maha santri; satu orang putra dan satu orang putri sebagai simbol telah resminya diterima menjadi maha santri PERSADA, dan juga acara tersebut ditutup dengan penampilan-penampilan seni dari para pengurus dan beberapa maha santri baru PERSADA.