BERBUKA PUASA ALA RASULULLAH SAW

Oleh: Dany Andana

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Pertama, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan kepada kita yang mana kita tidak akan bisa menghitung berapa banyak nikmat yang diberilkan oleh Allah SWT kepada kita

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.” (QS. Ibrahim: 34)

Selain itu di antara tanda keimanan kita kepada Allah adalah selalu bersyukur atas apa yang diberikan kepada kita dengan selalu bertakwa dan selalu mengingat kepadanya.

Shalawat dan salam selalu kita haturkan kepada uswah hasanah kita, Nabi terakhir kita yaitu Nabi Muhammad SAW atas perjuangan beliaulah kita bisa merasakan sampai sekarang manisnya Islam dan kita bisa merasakan zaman yang terang-benderang yakni ad-Din al-Islam al Haqiqi.

Jamaah yang dirahmati oleh Allah SWT….

Waktu berbuka puasa adalah waktu berbahagia. Setelah seharian menahan lapar dan haus demi mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Di waktu berbuka, para hamba berbahagia karena telah menyempurnakan puasa di hari itu. Dan berbahagia karena dihalalkan kembali apa-apa yang tidak diperbolehkan ketika puasa. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah bersabda:

والذي نفسُ محمدٍ بيدهِ لَخَلوفِ فمِ الصائمِ أطيبُ عندَ اللهِ من ريحِِ المسكِ ,للصائمِ فَرْحتانِ يفرَحْهُما إذا أَفطرَ فَرِحَ ، وإذا لقي ربَّه فَرِحَ بصومِهِ

Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa di sisi Allah itu lebih wangi daripada misik. Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu Rabb-Nya” (HR. Bukhari no. 1904, Muslim no. 1151).

Maka Waktu berbuka adalah waktu yang istimewa. Oleh karena itu ada beberapa adab yang disunnahkan oleh nabi Muhammad SAW ketika berbuka puasa, agar momen berbuka puasa semakin memberikan keberkahan dan kebahagiaan. Di antara adab-adab dalam berbuka puasa adalah:

Disunnahkan Menyegerakan Berbuka 

Dianjurkan untuk segera bersegera berbuka puasa ketika matahari terbenam. Dalam sebuah hadis nabi Muhammad SAW pernah bersabda kepada seorang sahabat yang Abdullah bin abu aufa yang artinya:

Dari Abdullah bin Abu Aufa radliallahu ‘anhu, ia berkata; Kami pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam suatu perjalanan di bulan Ramadlan. Ketika matahari telah terbenam, beliau bersabda: “Hai fulan! Turunlah, dan siapkan makan kita.” Maka orang itu pun berkata, “Hari masih siang ya Rasulullah!” beliau bersabda lagi: “Turunlah dan siapkan makan kita.” Abdullah berkata; Maka orang itu pun turun dan segera menyiapkannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kemudian langsung minum. Kemudian beliau bersabda sambil menunjuk dengan tangannya: “Apabila matahari telah terbenam di sana, dan malam telah datang di sini, maka orang yang berpuasa sudah boleh berbuka.” (HR. Muslim no. 1842)

Dalam riwayat lain yang terdapat di kitab bulughul maram juga disebutkan

وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (HR. Bukhari Muslim)

Berbuka Puasa Dengan Beberapa Butir Kurma

Pilihan pertama untuk berbuka puasa adalah ruthab (kurma segar). Jika tidak ada maka dengan beberapa butir tamr (kurma kering), jika tidak ada maka dengan beberapa teguk air putih. Berdasarkan hadits dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

كان رسول اللهِ صلى الله عليه وسلم يفطر على رطبًات قبل أن يصلي فإن لم تكن رطبًات فعلى تمرات فإن لم تكن حسا حسوات من ماء

“Biasanya Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berbuka puasa dengan ruthab (kurma segar) sebelum shalat. Jika beliau tidak punya ruthab (kurma basah), maka dengan tamr (kurma kering), jika beliau tidak punya tamr, maka dengan beberapa teguk air” (HR. Abu Daud dishahihkan al albani dalam shahih abu daud)

Maka kurang tepat mendahulukan makanan atau minuman lain sebelum kurma atau air putih. Bukan berarti tidak boleh, namun perbuatan demikian kurang meneladani Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ketika berbuka.

Dan perlu diketahui, sama sekali tidak ada hadits “berbukalah dengan yang manis” atau yang semakna dengannya.

 

Membaca Do’a Berbuka Puasa

Berdoa ketika berbuka dengan doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Ibnu Umar radhiallahu’anhu berkata:

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

“Hilanglah rasa haus dan basahlah uraturat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala” (HR. Abu Dawud)

 

Memperbanyak Berdo’a Ketika Berbuka Puasa

Karena waktu berbuka puasa adalah waktu mustajab berdoa. Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ثلاثٌ لا تُرَدُّ دعوتُهُم الصَّائمُ حتَّى يُفطرَ والإمامُ العادلُ ودعْوةُ المظلومِ

”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi)

 

Maka urutan berbuka puasa yang ideal sesuai Sunnah Nabi adalah:

  1. Memperbanyak do’a beberapa saat sebelum datang waktu maghrib
  2. Ketika datang waktu maghrib baca basmalah lalu makan kurma atau minum air putih
  3. Membaca doa berbuka
  4. Melanjutkan makan atau minum yang lain
  5. Memperbanyak do’a di antara adzan dan iqamah
  6. Melaksanakan shalat magrhrib