Ario Muhammad Ungkap 7 Hal Penting dalam Menulis Fiksi
YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pesantren Mahasiswa KH. Ahmad Dahlan (PERSADA) Universitas Ahmad Dahlan mengadakan “Pelatihan Karya Tulis Fiksi Nasional” bagi santri-santri PERSADA dan khalayak umum. Pelatihan ini diselenggarakan pada Jum’at (24/12).
Acara pelatihan karya tulis fiksi ini merupakan agenda pelatihan yang terakhir di tahun 2021. Acara ini diselenggarakan secara daring via Zoom Meeting dan siaran tidak langsung di Channel Youtube “PERSADA UAD TV” dengan menghadirkan narasumber nasional, yaitu Ario Muhammad, Ph.D. Beliau seorang penulis dan research assosiate di Universitas of Bristol, United Kingdom.
“Kegiatan pelatihan karya tulis fiksi nasional ini diadakan secara rutin tiap tahun dengan pemateri-pemateri yang luar biasa. Seperti tahun kemarin kita mengundang pembicara ustaz Ahmad Fuadi penulis buku Negeri Lima Menara yang itu luar biasa memotivasi kita. Pada kali ini kita menghadirkan pemateri yang luar biasa juga, yaitu Ario Muhammad, Ph.D. Semoga kehadiran beliau ini dapat memberikan motivasi dan ilmu-ilmu yang dapat menjadi bahan bagi kita untuk menjadi penulis-penulis fiksi yang baik.” Ungkap ustaz Budi Jaya Putra, wakil mudir PERSADA saat memberikan sambutan.
Selanjutnya, sebelum menyampaikan materi inti, Ario Muhammad memberikan pengantar dengan menjelaskan mengenai misi Allah swt menciptakan manusia. Adapun misi utama dalam penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Dengan ibadah, maka akan menjadikan manusia insan yang bertakwa. Ketakwaan tersebut akan melahirkan izzah (kekuatan & kemuliaan dari Allah swt). Sesungguhnya sangat berbeda kemuliaan yang lahir sebab kedekatan kepada Allah swt dengan kemuliaan yang lahir sebab perkara dunia. Kemudian, dengan izzah maka manusia layak untuk menjadi khalifah Allah di bumi.
Kemudian beliau menyampaikan tantangan yang akan dihadapi manusia di masa yang akan datang, yaitu melawan mesin. Kelak banyak pekerjaan manusia yang akan digantikan oleh mesin. Maka, ada tiga kategori pekerjaan yang dapat membuat seseorang sukses dan bertahan di masa depan:
Pertama, high skill workers (orang yang memiliki skill-skill tinggi). Orang-orang yang memiliki skill tinggi akan dibutuhkan oleh industr-industri atau yang lainnya di masa yang akan datang.
Kedua, super star (para bintang). Mereka adalah para atlet, penulis best seller, penyanyi, dan selainnya yang terbentuk dengan belajar dan latihan dalam jangka waktu panjang 10-15 tahun;
Ketiga, the owner amazon (para pemilik modal). Mereka yang memberikan dana kepada perusahaan-perusahaan atau lainnya yang dirasa dapat memberikan keuntungan di masa depan.
Lalu, ada tiga skill fundamental yang dapat membuat sukses di masa depan; pertama, writing (keterampilan menulis); kedua, public speaking (keterampilan berbicara di depan publik); ketiga, negotiation (keterampilan untuk bernegosiasi).
“A good writer is a good reader, seorang penulis yang baik adalah pembaca yang baik.” Ungkap Ario.
Menurut Ario, ada tujuh hal penting dalam menulis fiksi. Pertama, idea (penentuan ide). Ide dapat muncul dari jalan-jalan, bacaan yang kita baca, dari cerita orang-orang, dan dari pengalaman sendiri.
Kedua, character (penentuan karakter), yaitu karakter-karakter daripada tokoh-tokoh dalam sebuah cerita. Ketiga, location (penentuan lokasi). Cerita yang dibuat harus ditentukan terlebih dahulu latar tempatnya. Keempat, story (cerita), yaitu tentukan alur cerita seperti apa yang ingin kita tuliskan.
Selanjutnya kelima, conflict (konflik atau masalah). Tentukan konflik seperti apa yang akan dibangun dalam cerita. Keenam, interesting point (poin-poin yang menarik). Masukanlah hal-hal kecil yang menarik, unik, serta dapat memberikan kesan dan dampak pada pembaca. Ketujuh, ending (akhir cerita). Buatlah ending sebuah cerita itu menggantung, sehingga membuat pembaca penasaran.
Tidak lupa beliau memberikan nasihat kepada seluruh peserta pelatihan bahwa seorang pembelajar dan penulis pemula jangan takut salah. Kalau salah, itu wajar dan bukan sesuatu yang memalukan. Maka, tumbuhkanlah karakter “i don’t care“, yaitu sikap bodo amat atau tidak peduli terhadap komentar-komentar yang dapat menjatuhkan.
“Menulis adalah proses latihan. Jangan menganggap sesuatu bisa didapat secara instan. Kita harus bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu itu. Seperti menulis membutuhkan waktu bertahun-tahun serta kesabaran di dalamnya.” Tutup Ario Muhammad. (Ahmad Farhan)
Sumber : suaramuhammadiyah