Serpihan cinta
Ini tentang waktu yang terus berlalu,
tentang rasa yang terus berubah,
tentang cinta yang tiada berujung.
Mungkin ketika kita masih kecil,
kita sering menangis untuk mencari perhatian orang tua kita,
untuk minta dibelikan mainan atau sekedar minta es krim.
Namun seiring bergulirnya waktu,
tangisan itu semakin sulit untuk kita keluarkan
dan cenderung lebih suka menahan rasa sakit
dan perihnya jalan kehidupan,daripada meluapkannya dalam butiran air mata.
Seorang lelaki akan berusaha terlihat hebat,
kuat dan berani dimata perempuan yang ia cintai,
meskipun ia harus berusaha keras untuk menyembunyikan rasa takutnya.
Bahkan hal yang lebih dekat dengan kita,
yang mungkin kitapun pernah mengalami hal tersebut.
Seorang anak yang jauh dari orang tuanya untuk menuntut ilmu,
ketika ditelpon oleh ibunya ia akan berusaha
menyembunyikan kesedihannya
dan menampakkan kegembiraannya meskipun jawaban itu
tak sepenuhnya jujur,
jawaban yang ia ramu dengan serpihan kebohongan semisal ketika ibu kita bertanya,
nak,bagaimana kabarmu disana?
kita pasti akan menjawab,
Alhamdulillah Bu,
kabar saya baik-baik saja atau mungkin pertanyaan ibu yang demikian,
nak, sudah makan belum?
Sering kali kita akan menjawabnya, Alhamdulillah,sudah Bu
meskipun jawaban tersebut kita ungkapkan dalam keadaan perut yang lapar,karena sejak pagi belum makan.
Dan jika kita mau menengok lebih jauh kebelakang
kiranya ada serpihan kisah menarik yang mengharukan perasaan,
membuka bendungan air mata,membakar semangat perjuangan islam.
Ialah cerminan sahabat sejati,kawan dunia akhirat.
Kisah Sahabat Abu Bakar ra yang menahan rasa sakitnya
karna disengat serangga di dalam goa,
ia tahan rasa sakitnya dengan tidak mengeluarkan sepatah katapun
karna ia tidak ingin membangunkan kekasihnya Rasulullah SAW yang sedang tidur dipangkuannya.
Intan tak selamanya berada di dalam palung samudra,
dan tidak semua mawar itu berduri.
Semoga akan ada perubahan setelah engkau membaca coretan ini kawan,
bagaimana rasa cinta itu mampu mengalahkan rasa sakit,penderitaan,dan ego diri.
Buktikan cintamu dengan pengorbanan,
selamat berjuang di kota pendidikan Yogyakarta, kawan.