ai???RESIKO MUNGKIN DITURUNKAN, TAPI MANISNYA HIDUP KITA YANG TENTUKANai???
Mengenali foto ini?
Ya, tidak, bisa jadi?
Ini adalah iklan komersial gula Tropicana Slim. Ceritanya, seorang pemuda bernama Ray (foto bawah) sangat bangga kepada ayahnya. Saat kecil Ray suka meniru apapun yang ayahnya lakukan, bahkan bercita-cita ingin seperti ayahnya. Hingga tiba saat ayahnya divonis diabetes, yang berarti Ray juga berresiko diabetes. Kemudian ia merubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat.
ai???RESIKO MUNGKIN DITURUNKAN,
TAPI MANISNYA HIDUP KITA YANG TENTUKANai???
Ai??
Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai?? J Kita bahas iklan di atas sebentar. Secara genetika, sebenarnya iklan di atas kurang tepat. Mengapa? Karena dalam pola hereditas (pola pewarisan sifat) dikenal istilah criss-cross inheritance yang artinya ayah akan mewariskan sifat-sifatnya kepada anak perempuan dan ibu akan mewariskan sifat-sifatnnya kepada anak laki-laki. Jadi, jika dalam iklan tersebut ayah Ray menderita diabetes, maka seharusnya saudara perempuannya-lah yang lebih berresiko mewarisi diabetes.
Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai?? Keturunan diabetesi memang 6x lebih berresiko terkena diabetes dibandingkan dengan yang tidak memiliki riwayat keluarga diabetes.
Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai?? Kita tinggalkan sejenak iklan diatas. Jika kita membicarakan kembali tentang hereditas/pewarisan sifat, tentu kita akan menemukan bahkan pada diri kita sendiri bahwa banyak sekali sifat orangtua yang kita warisi. Ada pepatah ai???buah jatuh tidak jauh dari pohonnyaai??? yang secara singkat berarti sifat dan tingkah laku anak tidak jauh dari orangtuanya. Tentu kita jarang melewatkan waktu untuk bercermin. Minimal 1x sehari. Lalu apa yang kita perhatikan? Apakah rambut kita yang lurus? hidung kita yang pas-pasan? Kulit sawo kematangan? Gigi yang tertata apik?
Apa lagi? Postur tubuh?
Sifat-sifat fisik tersebut dinamakan fenotip. Fenotip tidak hanya berarti sifat fisik yang terlihat saja, tetapi juga sifat psikis yang tidak terlihat oleh mata. Contohnya sifat pemalu, pendiam, pemarah, rajin, pandai, cerdik, bijaksana dan sebagainya.
Fenotip = genotip + lingkungan |
Jadi fenotip adalah ekspresi dari genotip yang hanya merupakan kode-kode di dalam DNA. Sebagian dari kita mungkin merasa mewarisi beberapa sifat yang tampak kurang bagus, seperti: rambut keriting, hidung pesek, kulit coklat, bahkan yang lebih buruk yaitu kepribadian yang mudah tersinggung, penakut, kurang peka terhadap hal disekitar kita, termasuk juga berbicara keras dan kasar. Hal-hal tersebut cenderung kurang disukai. Padahal si-pemilik sifat itupun tidak pernah request kepada Tuhan untuk menciptakannya sedemikian rupa. Memiliki sifat-sifat yang dinilai oleh orang lain sebagai kekurangan, terrasa sama dengan menderita penyakit yang sesungguhnya, seperti diabetes yang kita bahas sebelumnya.Ai?? Apakah anda juga merasa begitu?
Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai?? Allah SWT berfirman dalam surah At-Tiin ayat 4, bahwasanya manusia telah diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Jadi, apa-apa yang kita pandang buruk, belum tentu itu buruk. Ilmu kita tak cukup untuk menilai seniNya.
Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai?? Kemudian bagaimana dengan anak-anak yang memiliki sifat kurang baik tetapi ternyata memiliki orang tua yang sangat baik?
Sekali lagi, fenotip/sifat yang tampak adalah kolaborasi dari faktor lingkungan dan faktor genetik. Barangkali anak tersebut tumbuh/pernah tumbuh di lingkungan yang kemudian mempengaruhi perkembangan jiwanya atau bisa jadi gen-gen yang terekspresikan sebagai sifat buruk tersebut adalah akumulasi dari gen-gen resesif jelek dari kedua orangtuanya yang pada diri orangtuanya gen tersebut tidak terekpresikan atau tidak tampak.
Namun apakah kemudian semua itu bersifat konstan? Tidak! Jika anak menemukan lingkungan baru yang dapat membantunya mempebaiki diri, maka ia akan berubah.
Pernahkah anda mendengar sebuah nama, ai???Uzumaki Narutoai??? ?
Uzumaki Naruto (penyebutan nama sesuai kultur Jepang) atau Naruto Uzumaki (penyebutan nama sesuai kultur Indonesia&Internasional) adalah buah hati dua orang ninja hebat, ibunya adalah ninja istimewa dari Klan Uzumaki dan ayahnya adalah ninja terbaik Konohagakure yang merupakan Hokage (pemimpin desa) termuda yang juga menguasai dan menciptakan jutsu spesial dengan usianya yang masih muda. Jika melihat kedua orangtua Naruto yang sangat ideal, maka sepantasnya figur Naruto adalah sosok yang ideal pula. Namun kenyataan yang ada samasekali berbeda. Naruto, adalah seorang anak bodoh,Ai?? penyendiri (karena tidak memiliki teman), ceroboh, gegabah, keras kepala, nakal dan seterusnya.
Mengapa bisa begitu?
Karena Naruto tumbuh di lingkungan yang sebagian besar penduduknya merasa takut dan membencinya. Hingga pada saatnya hadirlah sosok Guru Iruka yang melihat sisi lain dari anak ini. Guru Iruka lah yang membimbingnya hingga berkembang menjadi anak yang lumayan baik, tapi tetap saja bodoh dan keras kepala. Naruto remaja digambarkan sebagai anak ajaib karena sifat uniknya yang pantang menyerah dan sebenarnya dalam beberapa hal kemampuannya di atas rata-rata. Naruto remaja sudah tidak lagi ditakuti oleh penduduk, karena pada dasarnya Ia sangat penyayang dan rendah hati. Selingan ini hanya ilustrasi. Masih banyak kisah lain yang serupa dan memiliki nilai yang sama.
Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai??Ai?? Pada dasarnya tidak seorangpun terlahir cacat dan tak seorangpun terlahir sempurna. Keindahan dan keburukan yang kita lihat hanyalah pencitraan dari apa-apa yang kita ketahui dari kebiasan-kebiasaan yang diwariskan kepada kita secara turun temurun. Penurunan sifat pada keturunan memang pasti tetap terjadi. Bagaimanapun juga, Muai??i??awiyyah tetap mewarisi sifat Abu Sufyan. Bagaimanapun juga, Khalid Ibn Walid tetap keturunan Al-Walid Ibn Mughira. Seperti perintah Rasulullah kepada pasukan pemanah di Bukit Uhud agar tak meninggalkan tempatnya apapun yang terjadi, seperti itu pula kita harus menjalani proses diri yang penuh dengan teka teki pelik dan sulit kita mengerti, betapapun itu sungguh sulit. Betapapun tanpa mengerti mengapa harus bertahan, tanpa mengerti tindakan benar seperti apa yang harus dilakukan, tanpa mengerti apa yang akan terjadi selanjutnya. Proses selalu bersanding dengan misteri masa depan. Kiranya penurunan sifat lah yang menjaga eksistensi identitas manusia tetap sebagai manusia karena sifat-sifat kemanusiaannya. Apa jadinya jika sifat manusia tercampur dengan sifat ikan? Apa jadinya jika sifat manusia tergantikan dengan sifat tumbuhan? jika kemudian timbul pernyataan,
ai???Apa yang terjadi dengan penemuan ikan yang berwajah babi?ai???
ai???Apa yang terjadi dengan manusia setengah hewan?ai???
Itu adalah pertunjukan kekuasaan Allah. Wallahu aai??i??lam bisshawab…
Bagaimanapun juga, Muai??i??awiyyah tetap mewarisi sifat Abu Sufyan dan kakeknya. Sebodoh apapun, Naruto tetaplah anak dari dua ninja hebat legendaris, Kushina dan Minato.
Bagaimanapun juga,
Resiko mungkin diturunkan, Tapi manisnya hidup kita yang tentukan.