PERSADA Gelar Kajian Rutin Hadits Arba’in, Tekankan Pentingnya Takwa di Kehidupan Sehari-hari

Yogyakarta (24/10) – Pesantren Mahasiswa Ahmad Dahlan (PERSADA) kembali menyelenggarakan kajian rutin Hadits Arba’in yang diikuti oleh seluruh santriwan dan santriwati dari berbagai fakultas di Universitas Ahmad Dahlan (UAD). Kajian ini berlangsung pada Kamis (24/10/2024) di Masjid Islamic Center UAD, dimulai dengan tadarus bersama oleh seluruh peserta. Kegiatan ini merupakan agenda rutin yang diadakan setiap pekan dan dipimpin oleh para pengasuh asrama.

Hadits Arba’in yang dikaji bukan merupakan karya Imam An-Nawawi, melainkan kumpulan hadits bertemakan akhlak yang disusun dan dibukukan oleh PERSADA. Setiap santriwan dan santriwati diwajibkan untuk menghafal hadits-hadits tersebut dan menyetorkannya kepada pendamping halaqah. Program ini diharapkan dapat membentuk karakter mahasiswa dan mahasiswi UAD yang tinggal di asrama PERSADA dengan moralitas unggul serta pengetahuan mendalam tentang khazanah Islam, khususnya dalam bidang Ilmu Hadits.

Pada kajian kali ini, Ustadz Andi Suseno, S.Th.I., M.Ag., yang menjabat sebagai Kepala Bidang SDM dan Kurikulum sekaligus dosen mata kuliah Al-Qur’an dan Hadits di PERSADA, menjadi pemateri. Beliau mengupas hadits ke-4 dengan tema “Bertakwa Kepada Allah Swt, Dimanapun Berada,” yang bunyinya:

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ قَالَ: قَالَ لِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

“Dari Abu Dzar, ia berkata: Rasulullah Saw. bersabda kepadaku, ‘Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan yang akan menghapusnya, serta pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.'” (HR. Tirmidzi No. 1910, Ahmad No. 20392).

Ustadz Andi menjelaskan bahwa takwa adalah kondisi di mana seseorang menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak disukai oleh Tuhannya, baik yang merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Beliau menegaskan bahwa takwa tidak dibatasi oleh tempat, keadaan, atau waktu; takwa harus senantiasa ada dalam diri seseorang kapanpun dan dimanapun ia berada.

Lebih lanjut, beliau memaparkan tiga tahap yang mendeskripsikan takwa. Pertama, beribadah kepada Allah Swt., sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 21:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ وَالَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Kedua, mempelajari dan mengamalkan Al-Qur’an, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 63:

وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَكُمْ وَرَفَعْنَا فَوْقَكُمُ الطُّوْرَۗ خُذُوْا مَآ اٰتَيْنٰكُمْ بِقُوَّةٍ وَّاذْكُرُوْا مَا فِيْهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“(Ingatlah) ketika Kami mengambil janjimu dan Kami angkat gunung (Sinai) di atasmu (seraya berfirman), ‘Pegang teguhlah apa yang telah Kami berikan kepadamu dan ingatlah apa yang ada di dalamnya agar kamu bertakwa.'”

Ketiga, menjalankan ibadah puasa, seperti dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 183:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ustadz Andi juga menegaskan bahwa mereka yang memiliki takwa akan mendapatkan balasan berupa surga, sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 133. (Bilal/AI)