Pembekalan Santri Persada dengan Pelatihan TPA
YOGYAKARTA – Dalam rangka menyambut datangnya bulan Ramadhan, pada Minggu (27/03) PERSADA UAD selenggarakan pelatihan pengelolaan TPA untuk mempersiapkan santri-santri berkualitas yang akan diterjunkan dalam program pengabdian masyarakat pada bulan Ramadhan mendatang agar santri dapat memiliki bekal yg baik untuk mengajar TPA di masjid-masjid sekitar Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.
Pelatihan ini wajib diikuti oleh seluruh santri Pesantren Mahasiswa K.H Ahmad Dahlan (PERSADA) yang notabene merupakan mahasiswa yang diharapkan menjadi kader pengajar dan kader persyarikatan. Oleh karena itu, tujuan diadakannya pelatihan ini ialah sebagai sarana untuk mengimplementasikan kewajiban setiap muslim yaitu mempelajari al-qur’an dan mengajarkannya.
Selain santri PERSADA, acara ini juga diikuti oleh beberapa mahasantri utusan asrama mahasiswa UNISA, UNIRES, dan UNMUH Ponorogo, serta beberapa pengajar TPA dari masjid-masjid sekitar Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Pelatihan ini di isi langsung oleh pemateri yang berbakat di bidangnya, yaitu Ka Iwan Rustiawan, S. Sos. I yang merupakan Dewan Pakar BADKO TPA/TPQ Kota Yogyakarta.
Ka Iwan menyampaikan bahwa ketika mengajar TPA, anak-anak diharapkan bisa belajar dengan optimal. Pembelajaran yang optimal bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu sebelum memulai pembelajaran, pengajar memberikan senyuman yang khas, tetap antusias dan memberikan pelajaran dengan cara yang menyenangkan. Pembelajaran tidak di mulai dengan langsung memberikan materi, akan tetapi di mulai dengan melakukan hal-hal yang menyenangkan seperti memberikan yel-yel atau game agar anak bisa terkondisi. Mengajar anak dengan menyenangkan bisa dilakukan dengan bermain, cerita, dan menyanyi. Selain itu, mengenali latar belakang dan IQ anak juga penting untuk mengenali karakter anak sehingga dapat melakukan pembelajaran yang optimal. Untuk mencapai hal ini, seorang pengajar harus menguasai materi yang akan disampaikan.
Lebih lanjut Ka Iwan menjelaskan bahwa prinsip TPA/TPQ ialah SINAR. Ini merupakan makna bahwa seorang pengajar ialah sebagai pembawa cahaya atau minazh-zhulumāti ilan-nūr . Dalam hal ini SINAR merupakan kepanjangan dari Senang/Menyenangkan, Indah, Nyaman, Aman, dan Rapi. Inilah filosofi taman yang harus dipahami oleh pengajar TPA, yaitu indah, nyaman, dan menyenangkan. Prinsip tersebut harus dimiliki dalam mengajarkan al-Qur’an pada anak-anak.
“Dalam mengelola TPA/TPQ, seorang Ustadz/Ustadzah atau pengajar hendaknya mempunyai target pokok yang menjadi standar kelulusan dan target penunjang meskipun tidak menjadi standar kelulusan, serta alokasi waktu yang tepat. Jangan sampai, anak belajar di TPA selama 5 tahun misalnya, belajar IQRO’ nya tidak selesai-selesai”, tutur Ka Iwan.
Ada tiga kiat mudah mengajar al-Qur’an versi Ka Iwan.
1. Ciptakan kondisi yang benar dengan cara ; bersihkan hati denganmenata niat, ciptakan suasana positif bagi guru dan murid, serta tentukan hasil dan sasaran.
2. Presentasi yang optimal ; gunakan konser musik (aplikasikan nada Rost, Nahawand, Hijaz, dll), gunakan semua gaya belajar, semua ragam kecerdasan dan semua panca Indra (aplikasi Bermain Cerita, dan Menyanyi), gunakan seluruh dunia sebagai ruang kelas (belajar tidak harus didalam ruangan), mengekspresikan materi, dan mempraktekan (misalnya mengubah murid menjadi guru)
3. Tinjau, Evaluasi, dan Rayakan ; meninjau ulang hasil belajar anak setiap 2 pekan, mengevaluasi hasil belajar anak pada tengah dan akhir pembelajaran, dan memberikan motivasi dengan merayakan keberhasilan kenaikan jilid.
Pelatihan pengelolaan TPA/TPQ ini diikuti secara antusias oleh seluruh peserta. “Pelatihan ini memberikan pesan yang positif bagi ustadz/ustadzah yang akan terjun langsung ke dunia masyarakat untuk pertama kali. Harapan dan pesannya kepada PERSADA ialah agar pelatihan-pelatihan seperti ini bisa terus berlanjut diadakan, karena tidak semua instansi bisa mengadakan kegiatan yang bermanfaat seperti ini dengan mudah”. Tutur Fathan, salah satu peserta pelatihan pengelolaan TPA.
Terakhir, Azmi Sani sebagai peserta juga mempunyai harapan yang serupa, “Harapan saya, pelatihan ini bisa terus berlanjut karena dengan waktu yang lebih lama, karena isi materi seperti ini dapat memberikan solusi-solusi yang mencerahkan untuk mengatasi problem yang akan dihadapi ketika mengajarkan al-Qur’an nanti”, ucapnya. (Nisa el-Khaer)